68

99 5 0
                                    

Para ketua klan dan Kun ternyata sudah sampai di kota yang sama dengan mereka, bahkan mereka menetap di penginapan yang sama, kebetulan sekali! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para ketua klan dan Kun ternyata sudah sampai di kota yang sama dengan mereka, bahkan mereka menetap di penginapan yang sama, kebetulan sekali! 

"Saya merasa Jaemin ada di sini, guru." Ujar Kun saat mereka sampai di penginapan itu. 

"Saya juga merasa begitu, saya memiliki perasaan anak-anak muda menginap di sini karena ini lah satu-satunya penginapan yang dekat dengan gunung kematian." Sahut Johnny setuju. 

"Bagaimana kalau kita berpencar? Mungkin kita bisa menemukan mereka lebih cepat." Saran Kun. 

Ketiga ketua klan itu saling tatap dan akhirnya setuju dengan saran Kun. Seraya mereka berpencar, Yuta melihat Guanlin yang kebetulan ada di sana. Ia pun mendekati Guanlin. 

Tentu saja Guanlin kaget melihat ketua klannya sendiri tapi ia tetap sopan. Ia pun membungkuk pada Ketua Klan Shizi itu untuk menyapanya. 

"Ketua sudah menemukan kami ternyata." Itu lah yang ia katakan setelah menyapa Yuta. 

"Guanlin," Mulai Yuta membuat murid klannya itu menatap ke arahnya. "Saya tahu betapa besar cintamu pada anak saya Renjun, jadi saya mengerti mengapa kamu mengikuti misi yang berbahaya ini, jadi tolong buat misi ini setidaknya setimpal dengan segala resiko yang akan kau hadapi." 

"Tentu saja, Ketua. Saya pasti akan menyelamatkan anak anda. Saya berjanji!" Sahut Guanlin. 

"Selain itu, saya punya misi lagi untukmu." Ujar Yuta. 

"Misi apa itu, Ketua?" Tanya Guanlin penasaran. 

Yuta pun mendekat dan membisikkan misi yang dimaksud, bahkan Guanlin menatap ketua klannya dengan bingung. 

"Apa Ketua yakin?" Tanya Guanlin. 

"Tentu saja ini ada hubungannya dengan misi utama yaitu menjaga klan bukan?" Jawab Yuta. 

Guanlin pada akhirnya setuju dengan misi itu tapi tanpa diketahui mereka, pembicaraan mereka terdengar Jisung yang kebetulan lewat di situ. 

Dari penginapan itu, para anak muda sudah berangkat duluan ke gunung kematian dan untungnya mereka menemukan pintu masuk neraka tepat di hadapan mereka. 

"Untung saja tidak telat." Ujar Dejun menghela napas lega. 

"Semuanya, aku lewat pintu khusus immortal ya! Goodluck!" Seru Yeri langsung menyeret Karina begitu saja walaupun ular itu berprotes ingin tetap bersama tuannya. 

Saat kedua immortal itu sudah pergi, tinggallah Jeno, Jaemin, Dejun, Jisung, dan Guanlin di situ. Mereka sekarang sudah menyalakan lilin kematian dan mengikuti instruksi yang dijelaskan Yeri sebelum mereka berangkat. Baru saja pintunya terbuka, mereka tiba-tiba mendengar suara Yuta, 

"Nana! Dejun!" Tentu saja keduanya langsung menengok saat melihat ayah mereka tepat di belakang mereka. 

"Ayah... tolong jangan hentikan Nana. Ini juga demi keselamatan Kak Renjun..." Lirih Jaemin. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang