70

83 2 0
                                    

"Yang Yang, kamu jangan bertindak gegabah!" Tegur Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang Yang, kamu jangan bertindak gegabah!" Tegur Jeno. "Kamu tidak tahu resiko yang kau lakukan!"

"Apa sih Jeno? Masih sok bijak kaya dulu!" Ledek Yang Yang.

Jeno menghela napas dan memanggil Karina, "Jika kamu tidak melepaskan Guanlin aku akan meminta Karina untuk membunuh iblis bunga ini sekarang juga!" Ancamnya.

"Jeno, apa-apaan?! Gila kamu ya?!" Tegur Dejun. "Itu adikku!"

"Bukan lah, itu kan iblis bunga." Jawab Jeno santai. "Dengan membunuhnya, roh utama Renjun bisa lepas." Bisik Jeno.

Dejun mengangguk mengerti dan akhirnya mengeluarkan pedangnya, "Nyawa ganti nyawa. Kamu membunuh Guanlin, iblis bunga ini akan kami hancurkan!"

"Coba saja, lagi pula roh utamanya masih ada padaku dan aku bisa membuat Renjun yang baru." Jawab Yang Yang. "Penjaga, serang mereka!"

Mereka berenam langsung mundur ke tengah saat para penjaga menyerang mereka. Jaemin langsung menyalakan pedangnya dengan api biru dan begitu juga dengan Dejun. Seonho juga sudah mempersiapkan sihir dari Qi-nya karena ia tidak memiliki pedang. Karina sudah siap menyerang dengan cakaran racunnya sedangkan Jeno? Ia sudah siap untuk membuatkan tameng api emas untuk teman-temannya.

Sementara itu di tempat lain, Kun yang sudah terluka melihat asap hitam mengelilingi lilin-lilin nyawa mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu di tempat lain, Kun yang sudah terluka melihat asap hitam mengelilingi lilin-lilin nyawa mereka. Ia tahu benar iblis itu menargetkan Jaemin karena identitasnya sebagai Dewa perang tetapi mengapa lilin itu tak kunjung mati?

'Mengapa lilinnya malah tidak mati? Apa ia mau menjebak Jaemin di nereka?!' pikir Kun. Ia harus mencari cara untuk mengeluarkan kelima cultivator muda dari sana dan semoga saja ia dapat mengeluarkan Renjun juga.

Kembali di neraka, lima lawan dua puluh tentu saja tidak adil karena bahkan cultivator sekuat Jeno dan Dejun saja sudah terlihat lelah.

"Sialan, kita kalah jumlah!" Seru Dejun.

"Tamengku sudah menipis!" Tambah Jeno.

Jaemin mulai berpikir. Apakah ia harus mengeluarkan kekuatan Dewa Perangnya dan meledakkan tempat ini? Mungkin itu dapat berhasil. Baru saja ia akan menghantamkan pedang penuh api biru itu ke lantai tiba-tiba Guanlin berseru, "Sudah, sudah! Cukup! Aku mengaku kalah!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang