54

91 9 0
                                    

Jeno yang masih batuk darah tiba-tiba mendengar sebuah ketukkan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno yang masih batuk darah tiba-tiba mendengar sebuah ketukkan pintu. Ia berusaha untuk mengabaikan ketukan pintu itu, bahkan melarang Jisung untuk membukanya. 

"Jangan dulu, jangan sampai mereka melihatku seperti ini." Mintanya. 

"Jen, itu bisa aja Shotaro yang mau memeriksa dirimu atau penyembuh dari Klan Mao. Buka saja pintunya, nanti kalau makin parah kasihan mereka." Sahut Jisung. 

Tetapi tebakkan Jisung salah karena suara di belakang pintu itu sudah jelas bukan suara Shotaro, itu adalah suara Jaemin. 

"Nono! Nono! Buka dong pintunya!" Seru Jaemin. 

Jeno membalak mata kaget mendengar suara Jaemin, "Jisung, jangan buka pintunya." 

"Kenapa? Itu kan ayangmu. Cih!" Gerutu Jisung yang keras kepala dan membuka pintunya, tidak mendengarkan protes Jeno. 

Begitu pintu dibuka Jaemin langsung melihat Jisung, "Jisung, Jenonya ada?" 

"Ada tuh lagi rebahan. Sepertinya akan rada lama untuk sembuh dari obat dari adikmu itu." Jawab Jisung. "Ayo, masuk dulu." Ajaknya. 

Jaemin pun masuk bersama Jisung yang mengarahkannya ke tempat tidur Jeno. Di sana terlihat Jeno yang sedang rebahan di kasurnya dan wajahnya terlihat pucat. 

"Jisung, apa dia akan baik-baik saja? Apa yang terjadi? Kok pucat sekali wajahnya?" Tanya Jaemin. 

Jisung baru saja akan menjelaskan tapi Jeno sudah berbicara terlebih dulu, "Ini efek samping dari obat adikmu belum hilang juga. Tenang saja, katanya kan memang beberapa hari baru sembuh. Tadi adikmu memang sempat ke sini untuk memeriksaku." Oh, bohong lagi dia. 

"Iya kah? Ya ampun, kasihan sekali dirimu sampai pucat gitu..." Kata Jaemin duduk di ujung kasur. 

Jeno menghela napas, bahkan ia menatap Jisung dengan sinis karena lihatlah sekarang! Jaemin jadi khawatir padanya padahal ia tidak mau mengkhawatirkan siapapun! Tetapi Jisung malah salah paham dan berkata, 

"Iya, iya aku pergi. Cih, bilang saja mau berduaan sama ayang!" Gerutunya seraya pergi. 

Di nakas Jeno terdapat kandang untuk Karina yang sekarang dalam bentuk ular berwarna hitam. Karina terlihat menatap Jaemin dengan sinis dari kandangnya, ia sedaritadi sudah mendengar apa yang terjadi pada Jeno. 

'Awas saja kau bocah tengil! Kau sakiti tuanku lagi akan kugigit kau!' Pikir Karina tapi Jeno yang dapat membaca pikirannya langsung menengok pada kandang ular itu dan memberikan tatapan penuh peringatan. Karina (sebagai ular )hanya melingkar lagi dan tidak menghadap tuannya. 

"Ngomong-ngomong, aku akan kembali ke Mei Gui secepatnya." Ujar Jeno tiba-tiba. 

"Hah? Mengapa begitu? Bukankah keluargamu yang akan ke sini untuk merayakan ulang tahun Nyonya Suh?" Tanya Jaemin kebingungan. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang