46

111 10 0
                                    

Setelah makan malam, Jeno baru saja selesai mandi dan hendak kembali ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan malam, Jeno baru saja selesai mandi dan hendak kembali ke kamarnya. Kebetulan kamar dan kamar mandi memang sedikit jauh jadi ia harus berjalan melewat kamar-kamar lain. Tiba-tiba ia melihat Nyonya Seo yang sedang berjalan keluar dari kamarnya. Jeno tentu saja memberikan anggukan ramah lalu hendak lanjut berjalan ke kamarnya tetapi Chitta menghentikannya. 

"Ada apa, Nyonya Seo?" Jawab Jeno bingung kenapa Ratu Klan ini mengajaknya ke kamarnya, belum lagi kamar utama. 

Chitta tiba-tiba tersenyum dan jadi menggoda Jeno. Jeno reflek mundur dan tentu saja menolak dengan sopan. 

"Maaf, Nyonya Seo, saya masih berumur enam belas tahun dan Nyonya Seo sudah menikah dengan Pak Ketua Seo. Saya seumur anak bungsu anda lho, apakah anda tidak merasa aneh dengan ini semua?" Ujar Jeno dengan canggung. 

"Umur hanyalah angka~ Tenang saja~" Sahut Chitta. 

"Tetapi melakukan hubungan selain dengan suami anda tetap saja salah. Permisi." Jawab Jeno lalu keluar dari kamar utama tetapi ia melihat  Hendery dan Haechan di luar kamar. 

"Jeno?! Kamu ngapain di kamar orang tuaku?!" Tanya Hendery. 

"Ko, aku bisa jelasin...." Ujar Jeno. 

"Ya jelasin lah, kamu apain Mae?!" Tanya Haechan ikutan ngegas. 

"Aku tadi cuma lewat, terus Nyonya Seo manggil aku masuk. Aku gak bermaksud apa-apa." Jawab Jeno. 

"Halah bohong kamu! Ngaku kamu apain maeku, JAWAB!" Bentak Hendery semakin emosi, ia bahkan menarik kerah Jeno. 

"Ko, sumpah! Aku gak ngapa-ngapain! Aku cuma lewat terus dia yang manggil aku masuk!" Seru Jeno. 

Tepat pada waktunya, Dejun dan Jaemin ikutan muncul dan menegur mereka. 

"Astaga, kalian ngapain?!" Seru Dejun. "Turunin Jeno, Ih! Kasihan!" 

"Kasihan, kasihan! Kasihan pantatmu! Ia baru saja menggoda maeku!" Sahut Hendery. 

"Enggak! Aku tidak melakukan itu!" Seru Jeno berusaha melepaskan diri. 

"Ko... dengerin Nono dulu ya?" Minta Jaemin. 

"Der, dengerin dia dulu lah. Emang kamu pikir anak berumur enam belas tahun mau gitu sama orang yang umurnya jauh banget sama dia?!" Tegur Dejun. 

Hendery pun menurut dan akhirnya melepaskan Jeno. Jeno pun terengah-engah karena nafasnya hampir habis karena cengkraman Hendery. Tiba-tiba Jaemin mencium aroma iblis dan asalnya dari kamar utama. 

"I-Iblis..." Ucap Jaemin. 

"Hah?! Mana Iblis?!" Tanya Haechan langsung sigap mengeluarkan pedangnya. 

"Baunya dari kamar utama... dan baunya bunga mawar...." Ujar Jaemin. 

"Yakin, bukannya dari dekorasi kamar utama?" Tanya Haechan. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang