05

286 33 6
                                    

Setelah melihat darahnya terbang entah kemana, Jaemin memeriksa apa yang melukainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melihat darahnya terbang entah kemana, Jaemin memeriksa apa yang melukainya. Ternyata itu adalah pecahan cermin! Jaemin yang penasaran pun menatap cermin itu dan tiba-tiba ia melihat alam surga dan ia melihat dirinya sendiri menghunus pedang. 

Sementara itu, Jeno yang ada di seberangnya melihat Jaemin terangkat oleh api biru di sekitarnya, mata Jaemin yang awalnya berwarna coklat berubah menjadi warna biru menyala. 

"Nana! Hey! Nakamoto Jaemin! Sadarlah!" Seru Jeno berusaha menyadarkan Jaemin. 

"Siapa kamu?" Jawab Jaemin yang sudah terasuki entah apa. 

Jeno semakin khawatir karena Jaemin terlihat seperti kerasukan. Ia terpaksa menggunakan sihirnya untuk menyadarkan Jaemin dan menariknya keluar dari kolam terlarang itu. Saat mereka keluar, Jaemin pun tersadar dan ia melihat topeng Jeno yang hilang. 

"Nono! Topengnya ke mana? Kok hilang?!" Tanya Jaemin. 

"Topengku..." Lirih Jeno berusaha masuk lagi. 

"Jangan! Nanti kamu dibunuh sama naganya lagi!" Seru Jaemin menahan Jeno. 

Tiba-tiba, mereka mendengar langkah kaki dan tepat di belakang mereka berdirilah Kun, Yuta dan Dejun. Mereka bertiga terlihat sangat kecewa dengan kelakuan Jaemin dan Jeno. 

"Kak... Ayah... Nana bisa jelaskan..." Ujar Jaemin ketakutan. 

Tidak hanya itu, tiba-tiba naga itu muncul ke permukaan air! Untung saja Kun langsung melawan naga itu agar tidak mencapai darat. Setelah mengembalikan naga itu ke dalam air, ia tidak berkata apa-apa dan pergi begitu aja. Ini membuat ketakutan Jaemin semakin tinggi.

Akhirnya, karena kejadian itu diadakan sebuah meeting mengenai terbukanya segel kolam terlarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, karena kejadian itu diadakan sebuah meeting mengenai terbukanya segel kolam terlarang. Guru Oh meminta Kun untuk segera menyegel kolam terlarang itu agar barang-barang di dalamnya tidak diambil oleh siapapun.

"Tenang saja Pak, saya akan segera menyegelnya." Jawab Kun, menanggapi perkataan gurunya. 

"Baguslah... Ah, saya harus kembali pada misi saya. Tadi saya langsung kembali mendadak karena segelnya terbuka lagi. Untung ada kamu, Kun." Kata Pak Oh. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang