⚠️ 51⚠️

247 12 1
                                    

(A/N: Sebelum mulai membaca di chapter ini ada beberapa adegan yang triggering jadi kalau tidak mau silahkan skip bagian yang dimaksud. Akan author tandain, tenang saja.)

Di ruang kesehatan Pulau Mao, Ning Ning mulai mencari keberadaan Renjun dengan sihir ramalannya menggunakan gelang yang digunakan Renjun sebelum dititipkan ke Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang kesehatan Pulau Mao, Ning Ning mulai mencari keberadaan Renjun dengan sihir ramalannya menggunakan gelang yang digunakan Renjun sebelum dititipkan ke Jaemin. Begitu Ning Ning menerima gelang itu, sihirnya langsung bekerja. Mereka melihat cahaya putih keluar dari tangan Ning Ning seraya ia menutup mata untuk melihat keberadaan Renjun dan apa yang terjadi padanya.

"....Ia sedang dalam bahaya. Ada seseorang yang akan menyiksanya, orang ini bahkan menukar jiwanya dengan jiwa mahluk lain." Ujar Ning Ning.

"Kalau lokasinya?" Tanya Jaemin.

"Lokasinya.... gedung gelap.... banyak iblis...." Jawab Ning Ning.

"Gedung Klan Shi." Simpul Jeno. "Bagaimana dengan Guanlin?"

"Dia masih hidup.... ia tersesat dan tidak dapat mencari jalan pulang..." Jawab Ning Ning masih menggunakan sihirnya sebelum bola cahaya putih itu pecah.

"K-Kok pecah....?" Tanya Jaemin.

"Kekuatanku tidak sekuat itu untuk melanjutkan ramalan ini. Hanya itu yang aku dapatkan." Ucap Ning Ning.

Di lain tempat, Kun masih curiga dengan Jungwoo karena mendengar berita yang disampaikan Dejun soal kematian Nyonya Wong tetapi lihatlah Ratu Klan itu masih sehat walafiat dan bisa berjalan ke sana kemari. Kecurigaan ia meningkat karena tiba-tiba ratu klan itu meminta Kunci Surganya, ia juga teringat pil kuning yang diberikan iblis padanya. Apakah Jungwoo masih memihak Klan Shi? Apakah malah ia seorang iblis yang menyamar menjadi Jungwoo?

Semua pertanyaan itu masih berputar di otaknya sampai ia melihat beberapa pengawal dari Klan Mao berlari ke suatu tempat. Kun dengan penasaran pun mengikut mereka diam-diam di belakang semak-semak. Ternyata di seberangnya terlihat Chitta dan Jungwoo yang sudah mendapatkan dua kunci surga itu! Apakah semua dugaannya benar? Mungkin saja. Ia baru saja akan mencegah mereka dan bahkan menghentikan mereka untuk mengambil kunci surga itu tapi yang terjadi adalah....

"Apaan sih?! Kan ini artefak suci klan saya! Saya berhak mengambilnya dong!" Protes Jungwoo.

"Siapa yang mengirim kalian? Kami tidak akan berbuat aneh-aneh. Saya juga diizinkan suami saya untuk ke sini. Artefak-artefak ini akan dipindahkan ke Klan Yue." Tambah Chitta.

'Oh iya benar juga, kan memang mau dipindah ke Klan Yue.... tapi apa harus sekarang juga? Mungkin memang harus diamankan segera.' Pikir Kun langsung pergi dari situ.

Sementara itu, Guanlin pun terbangun di sebuah pondok kecil dekat tempat ia diserang. Saat ia bangun ia langsung memanggil Renjun karena itu lah yang ia ingat. Di sebelahnya ada seorang nenek tua yang membantunya sampai ia sembuh.

"Cu, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Nenek itu.

"... teman saya ada di mana nek? Apakah nenek melihat seorang kultivator kira-kira tingginya sepundak saya, berambut pirang dan coklat... ia berpakaian warna kuning.... ia juga membawa sebuah lonceng di ikat pinggangnya...." Tanya Guanlin pada nenek itu tanpa basa basi.

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang