43

123 10 0
                                    

Di tempat jatuhnya Hendery dan Dejun, mereka berdua sedang bersembunyi dari iblis-iblis Klan Shi yang mencari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat jatuhnya Hendery dan Dejun, mereka berdua sedang bersembunyi dari iblis-iblis Klan Shi yang mencari mereka. Walaupun Jungwoo sudah menyelamatkan mereka, ternyata masih ada iblis-iblis yang tersisa dan malah mengejar mereka sekarang. Mereka mendengar iblis-iblis itu membagi tugas untuk mencari mereka untuk mendapatkan kunci roh pertama yaitu patung emas macan yang sekarang tersembunyi sebagai gelang emas macan. Setelah selesai berdiskusi, para iblis itu pun bubar meninggalkan lubang gua itu. Dejun dan Hendery akhirnya keluar dari persembunyian mereka, menghela napas lega. 

"Mereka mencari kita semua... terutama yang membawa artefak suci itu. Artinya Nana dalam bahaya!" Simpul Dejun langsung meraih lonceng ajaibnya untuk menghubungi Jaemin. Hendery juga melakukan yang sama tapi ia menghubungi yang lain. 

Di dalam gua itu, Jaemin baru saja selesai menyembuhkan Jeno dari luka-lukanya dan Jeno sekarang sedang mengenakan atasannya lagi. Tepat saat ia selesai, lonceng itu berbunyi dan langsung diangkat oleh Jaemin. 

"Na! Iblis-iblis itu nyariin kita, lebih tepatnya kamu soalnya kamu yang bawa gelang emasnya! Hati-hati!" Peringat Dejun.

"Tenang aja, kak. Kita aman kok." Jawab Jaemin. "Kakak gak usah cari Nana, kakak kumpul aja sama yang lain dan langsung ke pulau Mao. Biar beritanya sampai lebih cepat nanti Nana nyusul bareng Nono." 

"Kamu yakin? Masalahnya kamu lho yang dikejar mereka." Tanya Dejun dengan khawatir. 

"Kak, mendingan langsung ke sana aja. Aku sama Nana baik-baik saja dan nanti kita nyusul. Mendingan ngumpul sama yang lain terus langsung berangkat saja." Saran Jeno. 

"Aduh... yakin nih Jen? Kamu bisa jaga adekku gak?" Tanya Dejun. 

"Bisa dong, Kak. Tenang saja, aku akan jaga Nana dan kita akan sampai ke pulau Mao dengan aman." Jawab Jeno. 

"Adekku lecet dikit, restumu aku cabut ya!" Ancam Dejun.

"Males ah sama Kak Dejun! Mainnya restu!" Rengek Jeno. 

"Makanya! Jaga adekku yang bener, awas kalau dia sampai lecet!" Peringat Dejun lalu memberikan lonceng itu pada Hendery. 

"Jen, Na, patung emas itu kan sekarang menyamar sebagai gelang emas kan? Kalian jagain ya dan usahakan kalian sampai sini dengan aman. Sampai kalian lecet Koko marah sama kalian!" Lagi-lagi mereka berdua diceramahi oleh kedua anggota kelompok yang lebih tua.

"Iya koo! Salam buat Echan juga ya pas sudah sampai!" Sahut Jaemin. 

"Siap! Ya udah, kita duluan ya!" Jawab Hendery. 

Setelah itu, Hendery dan Dejun pun bergabung dengan yang lain dan langsung berangkat ke pulau Mao, meninggalkan Jeno dan Jaemin di gua tersebut. 

"Untung saja kakak aman, aku takut dia kenapa-napa tadi." Ucap Jaemin. 

"Iya untung saja mereka aman, aku juga yakin yang lain aman, pasti mereka sedang dalam perjalanan menuju pulau." Jawab Jeno. "Tsk. Aku masih gak percaya lho Yang Yang bisa merendahkan diri separah itu dan memilih bekerja sama bersama iblis-iblis itu. Na, karena kamu yang pegang artefak sucinya kamu hati-hati ya?" 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang