27

164 17 0
                                    

Satu minggu pun berlalu dan sekarang adalah hari-h kepergian Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu pun berlalu dan sekarang adalah hari-h kepergian Jaemin. Sebelum ia pergi, ia berpamitan dengang keluarganya. Jelas saudara-saudaranya masih belum mau berpisah dengannya. Mereka sudah terpisahkan oleh Jaemin selama tiga hari, lalu ia koma dua hari, dan sekarang mereka harus berpisah selama tiga bulan darinya. 

"Kak, kabarin Taro kalau istirahat. Taro mau ke sana." Minta Shotaro. 

"Pasti kakak kabarin. Tenang saja ya, Taro." Jawab Jaemin seraya mengusak rambut adiknya itu. 

Kedua kakaknya hanya menonton interaksi adik mereka. Jujur memang sedikit menyakitkan untuk melihat Jaemin pergi karena saat kecil mereka sering bermain bersama biarpun mereka semua terpisah dari satu sama lain karena pelajaran tetapi sakitnya masih sama saat melihat salah satu saudara mereka harus pergi.

Dejun sebagai anak sulung tidak terlalu menunjukkan ekspresi karena ia harus terlihat lebih kuat dibanding adik-adiknya tetapi topeng itu langsung hilang saat sang adik memeluknya.

"Nana bakal kangen banget sama Kak Dejun!" Seru Jaemin seraya memeluk kakaknya. 

Dejun menghela napas dan memeluk Jaemin kembali, mereka bahkan berpelukan lama sekali sampai Kun rasanya tidak tega mengajak Jaemin ke puncak gunung tetapi apa boleh buat, ia memang harus mengajar anak itu. 

Setelah memeluk Dejun, Jaemin pun berpindah ke Babanya. Sicheng yang sudah tahu anaknya hanya pergi selama tiga bulan hanya mengelus rambut Jaemin. 

"Baba, Nana pergi ya? Tiga bulan lagi pulang." Kata Jaemin pada Sicheng. 

"Iya, kamu hati-hati ya di sana. Kalau ada apa-apa bilang ke guru kamu. Kamu jangan ragu-ragu untuk tanya kalau bingung ya?" Jawab Sicheng yang dijawab dengan anggukan oleh Jaemin. 

"Na, buruan gih. Nanti ditinggal tuh sama gurumu." Canda Yuta membuat Jaemin cemberut. 

"Ih, ayah ngusir!" Serunya. 

"Mana ada ayah ngusir! Ayah cuma ingetin kamu kok. Kamu lama-lama di sini malah nanti gagal belajar." Sahut Yuta. 

"Eum... masih mau sama Baba..." Kata Jaemin. 

Sicheng langsung tertawa mendengar perkataan Jaemin, "Kan cuma tiga bulan. Nana pasti bisa." Akhirnya Jaemin pun menurut dan melepaskan Sicheng lalu berangkat. Selama berjalan, anak itu malah berjalan mundur. 

"TUNGGU NANA TIGA BULAN LAGI!! NANA AKAN KEMBALI!!" teriak Jaemin. 

"RENJUN TUNGGUIN!! GAK BALIK AKU SUSUL KAMU KE PUNCAK!!" Sahut Renjun sama kencangnya. 

Kedua orang tua mereka hanya tersenyum terhibur melihat betapa kompaknya anak kembar mereka. Sama-sama tukang ngegas dan sama-sama manja, mereka bahkan selalu nempel dengan satu sama lain. 

Kembali pada Jaemin, ia pun berjalan ke puncak gunung Shizi dan di sana ia bertemu dengan murid-murid Guru Oh dan di sana ramai sekali. Ia kira ia akan belajar privat, ternyata ia harus ikut dengan kelas Kun yang sudah level Guru. Jaemin seketika menciut dan bersembunyi di belakang Kun karena terintimidasi duluan. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang