37

125 12 0
                                    

Pagi buta kira-kira pukul empat pagi, Jeno menyelinap masuk ke kamar Jaemin dan membangunkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi buta kira-kira pukul empat pagi, Jeno menyelinap masuk ke kamar Jaemin dan membangunkannya. Jaemin hanya membuka matanya dengan bingung dan masih setengah tidur, ia bahkan berpikir bahwa Jeno ada di dalam mimpinya. 

"Wah, Nono sering datang ke mimpinya Nana." Katanya lalu tidur lagi. 

Jeno menghela napas dan membangunkannya lagi sampai Jaemin benar-bener bangun.

"Eh? Jadi Nono beneran ada di sini?!" Tanya Jaemin yang langsung dibekap mulutnya karena ia berbicara terlalu keras. 

"Jangan terlalu keras, nanti yang lain bangun." Minta Jeno. Jaemin pun mengangguk lalu mengikuti Jeno keluar. 

Ternyata Jeno akan menguji keahlian baru Jaemin dengan memasak bersama. Saat masuk Jaemin langsung mencium bau-bau bahan masakan. 

"Jadi begini bau dapur..." Ucap Jaemin. 

"Ayo, kata Baba Sicheng kamu kan suka masak jadi kita akan uji itu pagi ini." Ajak Jeno. Jaemin pun mengangguk dan masuk ke dalam dapur itu untuk memasak untuk teman-teman mereka dengan bantuan ibu pemilik villa. 

Saat masak Jaemin mulai berpikir, sejak kapan Jeno suka memasak? Ia tidak pernah tahu kalau Jeno suka memasak.

"Nono sejak kapan suka masak?" Tanya Jaemin. 

"Sejak hari ini." Jawab Jeno. "bagaimana supnya?" 

"Sudah selesai!" Seru Jaemin seraya mematikan kompor supnya. 

Setelah selesai masak, mereka pun menyajikan masakan mereka di meja makan. Teman-teman mereka terpukau melihat masakan mereka yang terlihat lezat dan wangi itu. 

"Wih keren banget! Kamu yang masak Jen?" Tanya Renjun. 

"Aku sama Nana yang masak, dibantu Ibu pemilik villa juga." Jawab Jeno. 

"Mantap Jen, lanjutkan bakatmu, nak." Kata Dejun menepuk pundak Jeno. "yuk semuanya makan! Misi kita masih berlanjut hari ini!" Ajaknya. 

Renjun yang sedang mode julid juga mengajak Karina makan. Saat mereka makan tentu saja Jeno meminta mereka menilai masakannya. Karina langsung menjawab kalau itu enak tanpa ragu-ragu. 

"Oh? Kalau sopnya bukan buatanku. Itu Nana yang buat." Kata Jeno membuat Karina langsung menyemburkan sop itu. 

"Pantesan rada asin!" Hujat Karina.

"Cie lidahnya sensitif. Padahal mah enak-enak aja di aku." Kata Renjun tersenyum julid. 

"Menurutku cukupan kok, gak terlalu asin." tambah Hendery. "ini juga gorengannya enak! Mantap!" lanjutnya memuji keduanya.

"Na, kamu gak makan?" Tanya Dejun. Jaemin menggeleng seraya meminum kopi dan hanya memakan gorengan yang ada. 

"Tumben? Biasanya makannya banyak." Ucap kakaknya. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang