59

80 7 0
                                    


Keputusan para ketua pun diumumkan, Jaemin yang mendengar itu langsung murka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keputusan para ketua pun diumumkan, Jaemin yang mendengar itu langsung murka. Ia memang tidak menangis karena ia tidak bisa menangis tapi terlihat putri ketiga Nakamoto itu langsung keluar ruangan diikuti oleh Guanlin. 

"Kata mereka Jeno tidak akan disiksa! Apa-apaan ini?!" Serunya. 

"Nana..." Panggil Guanlin berusaha menenangkannya. 

"Gak ini gak mungkin! Nono itu orang baik, dia bukan iblis! Tidak mungkin!" Serunya lagi. 

"Heh, kalian berdua. Aku udah dapat akses penjara. Mau gak?" Tanya Hendery tiba-tiba seraya bertengger di pintu melihat keduanya. Jaemin tentu saja mengangguk dan Hendery pun mengantar keduanya ke penjara. 

Saat sampai untung saja Jeno masih sehat dan tidak kenapa-napa. Mereka bertiga masuk dan Jeno kaget melihat mereka, 

"Kalian kok bisa masuk?" Tanyanya. 

"Ya karena ku ada kuncinya lah, gimana sih?" Sahut Hendery. "Kamu kok setuju dengan operasi ini? Udah gila ya kamu!" 

"Gak papa, aku tahan banting kok." Jawab Jeno. 

"Halah! Tahan banting sih tahan banting! Pacarmu hampir nangis itu!" Seru Hendery bergeser dan terlihat Jaemin di sana. 

"Nana..." Panggil Jeno begitu melihatnya. Wajah Jaemin terlihat akan menangis membuat hati Jeno sakit, ia pun meraih tangan Jaemin yang langsung diterima pujaan hatinya. 

"Nono kok terima digituin?" Tanya Jaemin saat ia sudah duduk di sebelah Jeno. 

Hendery dan Guanlin tentu saja tidak mau menjadi thirdwheel memilih untuk pergi, "Kalau udahan ngebucinnya bilang. Aku juga mau ngomong sama kamu." Kata Guanlin. 

Jeno tidak menjawab Guanlin dan fokus pada Jaemin yang sekarang berada di sisinya. Jaemin benar-benar mau menangis, sayang sekali mutiara duyungnya sudah habis jadi ia hanya memeluk Jeno. Jeno menghela napas dan mengembalikan pelukan itu. 

"Kamu tenang saja ya, aku akan baik-baik saja. Cuma dua kali pecut doang mah kecil. Kamu inget gak pas aku kena pukul tiga belas kali?" Ujar Jeno. 

"Tetap saja! Aku gak mau kamu digituin! Mereka sudah gila! Kamu tuh orang baik!" Seru Jaemin melepaskan pelukan itu untuk melihat wajah Jeno. 

Jeno hanya tersenyum seraya ia memegang pipi Jaemin, "Tenang saja. Aku akan baik-baik saja. Ini memang satu-satunya jalan dan mereka juga sudah tanya padaku. Aku setuju." Katanya. 

"Enggak! Pasti ada cara lain!" Seru Jaemin. "Aku yakin ada cara lain, aku tahu kamu bukan iblis. Baba juga bilang kamu bukan iblis. Semua orang tahu kamu pangeran kedua kastil Mei Gui. Seperti aku putri ketiga Klan Shizi." 

"Tetapi teori itu bertolak belakang karena aku memiliki sebuah peliharaan." Tawa Jeno miris. "Kastil Mei Gui memang klan yang misterius sih, jadi wajar mereka curiga." 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang