[Slowburn Romance] [Fantasy]
[An nct-family au with fantasy-romance-Angst genre]
Selamat datang di Provinsi Neo, Kwangya. Dalam negara ini terdapat lima Klan paling terkenal dengan Klan Shizi yang mengetuai kelima klan itu. Sisa Klan lainnya adala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keesokan harinya, pertandingan masih berjalan dan ronde kali ini diikuti oleh Jimin dari Lauhu Clan melawan Haechan dari Mao Clan. Begitu maju, tentu saja semuanya berjalan dengan lancar atau setidaknya terlihat lancar karena Haechan yang memiliki skill sihir tinggi tiba-tiba kalah kuat dengan sihir Jimin. Semua penonton pun kebingungan dan bahkan meragukan keahlian Jimin, ada juga yang berkata mereka sudah meremehkannya.
"Gak, gak mungkin. Echan kan kuat sekali dan bahkan lebih kuat dariku. Mana mungkin ia kalah kuat?" Sangkal Hendery saat ia melihat adiknya masih berusaha melawan api oranye itu dengan elemen sihirnya yaitu kegelapan.
'Ayo, Echan...pasti bisa...' Pikir Haechan menambahkan energinya lagi untuk melawan api oranye yang semakin lama semakin dekat pada dirinya.
Biarpun begitu, kekuatan itu masih kalah kuat dan ia langsung terpental ke ujung panggung. Seketika semua orang dari Klan Mao panik karena ia terpental lumayan kencang, terutama Chitta, bahkan mereka dapat mendengarnya berteriak.
"Haechan!!" Teriaknya saat ia melihat anaknya terpental begitu saja.
"Echan! Aduh, ko! Itu Echan gimana?! Dia gimana, Ko?!" Panik Jaemin karena sahabatnya tidak kunjung bangun.
Kembali ke kursi para ketua, Johnny juga ikut khawatir selagi ia menenangkan suaminya yang masih panik.
"Tenang dulu, Chitta. Echan pasti bisa bangkit lagi, Echan kuat kok." Ujarnya berusaha menenangkan Chitta tetapi Chitta masih menatap ke arah panggung, rasa khawatir masih ada padanya dan ia terlihat sangat panik.
"Kalau Haechan gak bisa bangun gimana?! Aku khawatir!" Seru Chitta. "Haechan!!" Panggil Chitta lagi selagi panik.
Suasana gedung acara langsung tegang saat mereka menunggu Haechan untuk bangkit tetapi harapan mereka terputus saat bel tanda akhir pertandingan berbunyi, menandakan Jimin memenangkan pertandingan. Seketika itu juga panggung dibubarkan.
Begitu Jimin keluar panggung, Hendery langsung naik dan memeriksa adiknya. Haechan terlihat lemas dan tidak berdaya walaupun ia masih hidup.
"Echan bangun Echan! Jangan bikin Nana khawatir dong!" Minta Jaemin.
Dejun yang ada di situ juga langsung memeriksa pernapasan Haechan dan juga denyut nadinya. Pedang yang ia letakkan dekat hidung Haechan berembun menandakan anak ini masih hidup dan ia juga merasakan nadinya.
"Dia masih hidup, sepertinya ia kecapaian." Simpul Dejun.
"Kita bawa ke sektor kesehatan saja!" Saran Jaemin.
Mereka pun setuju dan membawa Haechan ke sektor kesehatan ternyata di sana berkumpulah para penyembuh dari berbagai klan, yang pertama kali maju adalah Ning Ning.
"Ko, ini kenapa?! Kok bisa terjadi?!" Tanya Ning Ning saat ia melihat keadaan Haechan.
"Dia kalah pertarungan dan sepertinya energinya habis." Jelas Hendery. "aku gak bisa memberikan energi karena elemenku cahaya, hanya Mae atau kamu yang bisa." lanjutnya.