10. Harapannya, Ini Kencan

2.1K 704 115
                                    

Halo, terima kasih sudah mengikuti Avraam sampai chapter 10~

Jika suka silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Hari ini adalah hari sabtu. Avraam sedang bermain permainan favoritnya, Pro Evolution Soccer-PES-di Playstation kesayangannya. Hari ini dia memutuskan untuk diam di rumah saja. Kelvin nanti akan datang untuk bermain dengannya.

Seharusnya sih, temannya itu sudah sampai, karena sebelumnya dia bilang akan datang sekitar pukul sepuluh. Namun, sekarang sudah hampir pukul sebelas dia belum datang juga. Tetapi, namanya juga Kelvin. Terlambat adalah hal yang wajar.

Avraam baru saja mencetak gol dalam permainannya. Kini kedudukan menjadi 2-0. Waktu yang tersisa tinggal lima menit. Ini akan menjadi kemenangan ketiganya. Bermain dengan komputer memang sedikit membosankan. Lebih seru jika dia bermain bersama Kelvin. Karena dia bisa mengolok-olok temannya itu.

Avraam menyimpan joystick di meja saat melihat ponselnya menyala. Ada sebuah panggilan masuk dari Greesa. Dia merasa bingung, karena jarang-jarang mendapat telepon dari pujaan hatinya. Tetapi, tentu saja dia juga senang. Jadi, buru-buru dia mengambil ponselnya.

"Halo," sapa Avraam ketika dia sudah menerima panggilan tersebut.

"Halo, Aram...." Ada jeda beberapa detik. "Kamu lagi sibuk, enggak?" tanyanya.

"Enggak, Anya. Kenapa?"

"Em ... kamu mau enggak, nganter aku ke toko buku deket sekolah?" Avraam bisa mendengar, kalau Greesa sedikit ragu.

"Mau, kapan? Kalau butuh temen, lo enggak usah sungkan buat ajak gue. Gue pasti mau." Jelas saja, Avraam tidak akan membuang kesempatan seperti ini. Hal seperti ini sangat menguntungkan untuknya. Dia jadi memiliki waktu berduaan dengan Greesa. Avraam tidak bisa menahan senyumnya lagi.

"Kalau sekarang bisa? Maaf ya, kalau dadakan."

"Bisa, gue siap-siap dulu. Mau dijemput?" Walau sebenarnya Avraam bingung, karena tidak ada kendaraan. Ada sih mobil milik kakaknya, namun nanti tujuannya bukan ke toko buku, melainkan rumah sakit. Avraam belum bisa menyetir mobil. Dia belum pernah belajar.

"Enggak usah, ketemu di sana aja, ya."

"Gue jemput aja, ya. Nanti dari sana bareng pake angkot, atau nanti bisa pesen mobil, gimana?"

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang