20. Rencana Balas Dendam

1.7K 463 45
                                    

Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~

Jika suka, silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Lesnya baru saja berakhir. Avraam kini sedang membereskan alat tulis dan buku miliknya. Dia melirik jam yang ada di atas papan tulis. Sudah pukul tujuh lewat sepuluh menit. Karena hari ini kakaknya tidak ada di rumah, Avraam memutuskan untuk pergi ke basecamp Onyx.

Sudah lama dia tidak berkumpul dengan teman-temannya, lebih dari satu minggu, sepertinya. Setelah mereka kalah dari Blackwolf, memang tidak ada agenda penting akhir-akhir ini. Karena itulah, beberapa waktu lalu, dia memilih diam di rumah bersama kakaknya.

"Eca, jadinya kamu pulang sama siapa?" Samar-samar Avraam mendengar ucapan Vanesha.

"Kayaknya naik ojol, Kak Bagas enggak bisa jemput, soalnya dia lembur. Ayah juga, lagi keluar kota."

Kesempatan memang selalu datang pada orang-orang baik hati dan ganteng seperti dirinya. Sepertinya dia harus banyak-banyak bersyukur. Tanpa membuang waktu, laki-laki itu segera menghampiri tuan putri dan dua temannya.

"Gue anter," ucap Avraam, ketika dia sampai di samping Greesa.

Greesa menggeleng, dia tidak ingin merepotkan, karena mereka tidak searah. "Enggak usah, aku naik ojol aja," tolaknya.

"Mending sama Aram aja, Ca." Avraam sangat berterima kasih pada Zetta karena sudah memberi dukungan padanya.

"Iya, mending sama gue aja, Nya."

"Tapi nanti kamu bulak-balik."

"Enggak apa-apa, santai aja." Avraam menarik lengan Greesa. "Yuk, nanti keburu malem."

Greesa mau tak mau mengikuti langkah Avraam. "Tapi aku enggak bawa helm, Ram."

"Gampang, nanti minjem ke satpam." Mereka berdua kini sudah keluar kelas. Koridor masih cukup ramai, karena hari ini ada empat kelas yang jadwalnya selesai pukul tujuh.

Mereka berjalan menuruni tangga. Karena ruangan kelas yang tadi mereka gunakan ada di lantai tiga.

"Ram, aku naik ojek aja, enggak apa-apa, kok. Serius." Greesa merasa tidak enak hati, lagi pula rumahnya tidak terlalu jauh.

"Kalau lo pulang sendiri, gue khawatir, Nya." Walaupun belum terlalu malam, bagaimana kalau ada yang berniat jahat dan menculiknya. Bagaimana pun juga, Greesa itu sangat cantik, sangat berbahaya jika membiarkannya pulang sendirian.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang