04. Rencana Menaklukkan Gebetan

3.6K 884 282
                                    

Halo! Terima kasih sudah mengikuti perjalan Avraam.

Jika suka kalian bisa vote, komen dan share~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Malam ini Avraam batal bertanding. Dia tiba-tiba mendapat telepon dari Kangjeng Ratu-Rania Swatika Yuarsha. Kakaknya itu memintanya untuk segera pulang. Jelas Avraam menurut, karena jika tidak menurut, maka dia harus mengucapkan selamat tinggal pada uang jajannya. Belum lagi omelan yang akan dia terima. Dia takut pada kakak perempuannya itu.

Avraam melepas sepatu dan kaus kaki yang sebelumnya dia pakai, kemudian menyimpannya di rak sepatu. Dia membuka pintu, lalu masuk ke rumahnya.

"Kak Ran," panggilnya. Avraam berjalan menuju ruang tamu, dia menyimpan ransel miliknya, lalu duduk di kursi.

Laki-laki itu mengambil cup air mineral yang selalu dia siapkan di meja. Entah kenapa tenggorokannya terasa kering. Setelah menusuk permukaan cup dengan sedotan kecil, dia menyedotnya, hingga isi cup itu kosong.

"Dari mana?" Avraam yang mendengar suara kakaknya itu tiba-tiba tersedak, karena masih sisa air di mulutnya.

"Duh, Kak Ran ngagetin aja," ucap Avraam saat kondisinya sudah membaik.

Rania berjalan mendekati adiknya, lalu duduk di sampingnya. Dia mendekatkan wajahnya ke daerah tubuh adiknya, lalu mengendus-endus bau yang keluar dari tubuh Avraam.

"Kamu ngerokok, ya?" tanyanya sembari menyipitkan mata.

"Mana berani." Avraam mengendus tubuhnya sendiri. Ternyata memang masih ada bau rokok yang tertinggal di bajunya. Padahal sebelum kemari, dia mengelap tubuh dan bajunya menggunakan tisu basah, yang selalu dia bawa untuk berjaga-jaga. "Ini tadi Kelvin yang ngerokok."

"Jangan bohong, kamu!"

"Mana berani, Kak. Kalau enggak percaya, ayo video call sama Kelvin." Avraam buru-buru mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Enggak usah." Rania mengibaskan lengannya. "Gimana sekolah dan les kamu?"

"Ya, masih gitu-gitu aja, Kak. 'Kan, baru masuk seminggu."

"Tadi kamu les, enggak?"

"Les dong." Avraam mengambil ransel miliknya, lalu mengeluarkan catatan dan soal latihan yang sudah dia kerjakan tadi. "PR-nya juga udah selesai dikerjain."

Rania mengambil soal yang Avraam berikan. Sebetulnya dia tidak terlalu pandai, dan karena sudah lama lulus SMA, jadi dia tidak bisa memeriksa pekerjaan Avraam.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang