Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~
Jika suka, silakan Vote dan Komen~
.
.
.
.
.
.
Hari ini jadwal olahraga kelas XII-IPA 1, karena Pak Maman-guru olahraga kelas XI-tidak bisa hadir, maka Pak Kus membantu mengisi jadwal tersebut. Jadilah hari ini mereka bergabung dengan kelas XI-IPS 3.
Setelah mereka melaksanakan rangkaian materi atletik, seperti lari estafet, lompat jauh dan lari cepat, kini mereka sedang bertanding futsal. Hal ini awalnya diusulkan oleh anak-anak kelas XI, dan Pak Kus menyetujuinya. Sekarang dia bertugas sebagai wasit.
Pak Kus baru saja meniup peluit, kedudukan masih 0-0. Sekarang bola dikuasai oleh murid XI-IPS 3. Dia melewati tiga pemain lawan dan berhasil menendang, namun tendangannya masih bisa di tangkap oleh Prabu-kiper kelas XII-IPA 1.
Prabu memberikan bolanya pada Raihan. Raihan berlari, lalu melewati salah satu pemain lawan. Kemudian dia mengoper bola pada Avraam, karena laki-laki itu melambaikan tangannya, meminta bola. Setelah berhasih mendapat bola, Avraam berlari, karena dia dihadang dua pemain, laki-laki itu memberi umpan pendek pada Yanuar.
Yanuar berlari, dan mencoba melakukan tendangan. Namun, kiper lawan bisa memblok tendangannya, sehingga bola kini memantul ke arah pemain kelas XI. Laki-laki itu berlari men-drible bola. Dengan cepat, Raihan menghadang laki-laki itu, namun lawannya memberikan bola pada temannya.
Tetapi Avraam sudah siap di depan laki-laki yang kini sedang menggiring bola. Avraam mencoba merebut bola tersebut, dan berhasil. Dia segera berlari ke arah gawang lawan. Ada dua orang yang mencoba menghadangnya, namun Avraam bisa melewati kedua orang tersebut, dan kini dia sudah dekat dengan gawang.
Avraam melakukan ancang-ancang, bersiap menendang. Kiper lawan tidak bisa menghalau tendangan Avraam. Skor menjadi 1-0 untuk kemenangan tim XII-IPA 1. Terdengar suara sorakan dari arah pendukung kelas XII-IPA 1.
Avraam berlari sembari melakukan seleberasi, teman-teman yang ada di lapangan datang menghampirinya lalu melakukan tos. Laki-laki itu mendekat ke arah pendukungnya.
"Anya," teriak laki-laki itu. Lalu dia mengangkat kedua lengannya ke atas kepala untuk membentuk hati.
Sorakan bertambah keras karena perbuatan Avraam. Greesa yang duduk diantara para pendukung kelas XII-IPA 1 hanya bisa menutup wajahnya. Dia merasa malu.
Melihat respons pacarnya, Avraam tersenyum, lalu kembali ke lapangan untuk melanjutkan permainan.
"Cie, Eca...." Anissa menggoda Greesa yang wajahnya sudah sangat merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avraam (END)
Genç KurguMoto hidupnya adalah main serius, belajar juga serius. Satu lagi, ngejar tuan putri juga serius. Bagi Avraam, Greesa Lavanya Adhitama adalah sosok tuan putri yang cantik dan baik hati. Sedangkan dirinya adalah seorang kesatria yang harus selalu ber...