Halo, mohon maaf baru update... karena selama seminggu ini kondisi Levi kurang baik. Semoga kalian masih nungguin kelanjutan ceritanya~
Jika suka, silakan Vote dan Komen~
.
.
.
.
.
.
Sekarang sudah hampir pukul empat sore, dengan malas Avraam melangkahkan kakinya masuk ke sebuah restoran jepang. Dia akan menemui orang yang mengaku sebagai ibunya. Sebelumnya, tentu saja dia mengantar tuan putrinya dulu sampai ke rumahnya dengan selamat.
Setelah bertanya pada pelayan, Avraam diminta untuk mengikuti pelayan tersebut. Tak lama, dia akhirnya sampai di depan ruangan pribadi yang sudah dipesankan oleh orang itu.
Tanpa mengetuk pintu, Avraam langsung menggeser pintu kayu tersebut. Di sana sudah ada seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Udah sampe?" sapanya.
"Langsung aja." Avraam membuka alas kakinya, lalu duduk bersila di depan meja berukuran tiga kali satu setengah meter.
"Emangnya kamu enggak kangen ibu?"
Avraam tertawa sinis. "Apa Anda enggak malu, nyebut diri Anda ibu?"
Wanita itu tersenyum, dan Avraam benci senyumnya itu, karena tidak tidak terlihat ketulusan sedikit pun. "Ibu yang ngelahirin kamu, jadi kamu anak ibu."
Avraam mendengkus, memang dia tidak bisa menghilangkan fakta mengenai itu. "Langsung aja, saya sibuk."
Masih mempertahankan senyumnya, Yunita-ibu Avraam-menggenggam lengan anaknya yang berada di atas meja. Namun, buru-buru Avraam menarik lengannya.
"Enggak usah berlagak jadi ibu. Langsung aja bilang apa mau Anda."
"Kamu udah punya pacar, ya. Pacar kamu cantik." Yunita seolah tidak merasa terganggu dengan perkataan Avraam.
"Anda mata-matain saya?" Avraam hampir saja menggebrak meja, beruntung dia masih bisa menahan diri.
"Ibu cuman pengen tau kondisi anak-anak ibu. BTW pacar kamu cantik, ya. Siapa namanya, ya-"
"Anda jangan macam-macam!" Avraam mengepalkan lengannya di atas meja. Dia tidak tau apa yang orang ini rencanakan, yang jelas hal itu pasti tidak baik.
"Oh iya, Greesa. Cantik, tapi keluarganya biasa aja." Yunita tidak mengindahkan ancaman Avraam.
Avraam sudah merasa kesabarannya habis. Berbicara dengan wanita tua di depannya ini membuat emosinya meledak-ledak. "Saya kasih waktu dua menit. Kalau Anda masih muter-muter, saya pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Avraam (END)
Teen FictionMoto hidupnya adalah main serius, belajar juga serius. Satu lagi, ngejar tuan putri juga serius. Bagi Avraam, Greesa Lavanya Adhitama adalah sosok tuan putri yang cantik dan baik hati. Sedangkan dirinya adalah seorang kesatria yang harus selalu ber...