16. Saingan Cinta? Jangan Bercanda!

1.8K 542 63
                                    

Jika suka jangan lupa Vote dan Komen ya~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Hari ini adalah hari senin, hari di mana masa hukuman Avraam berakhir. Laki-laki itu merasa senang, karena akhirnya dia bisa kembali ke sekolah. Selain itu, si Uboy-motor kesayangannya-sudah dapat dia gunakan lagi. Jadi, dia tidak perlu pergi ke sekolah menggunakan ojek online. Satu hal lagi, mulai sekarang, dia bisa mengantar Greesa pulang.

Perasaannya sangat bagus pagi ini. Ini merupakan hal baik, jadi dia bersiul sepanjang jalan. Laki-laki itu melangkahkan kakinya lebih cepat daripada kecepatan normal. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan tuan putrinya.

"Ram, bahaya." Anissa tiba-tiba menghampirinya, saat dia hampir sampai di kelasnya.

"Kenapa?" Avraam mengerutkan keningnya.

"Saingan lo, kali ini berat."

Laki-laki itu semakin bingung dengan arah pembicaraan Anissa. "Saingan apa, sih? Yang jelas dong, Nis."

"Saingan cinta."

"Saingan cinta?" ulangnya.

Anissa mengangguk. "Dia deketin Eca terus, dari pertama masuk."

Avraam buru-buru masuk ke kelasnya. Masih ada beberapa murid yang belum datang. Dia langsung mengarahkan pandangannya ke kursi yang ditempati Greesa. Matanya melotot, saat melihat Greesa sedang duduk bersama seorang laki-laki yang tidak dia kenal. Mereka mengobrol dengan akrab.

Ternyata ini yang dimaksud oleh Anissa. "Wah, enggak bener."

Laki-laki asing itu tiba-tiba menggeser kepalanya mendekati Greesa. Avraam yakin laki-laki itu sedang melancarkan aksi modus. Segera saja dia melangkah mendekati laki-laki yang sekarang sedang mencari gara-gara dengannya.

"Anya, kangen, enggak?" Avraam merangkul bahu Greesa, saat dia sampai di bangku gadis itu.

"Aram," ucapnya sedikit terkejut.

Avraam tersenyum pada Greesa, lalu dia mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang jika dilihat-lihat tampak tidak asing.

"Siapa?" Laki-laki itu bertanya pada Greesa.

"Dia Aram. Beberapa hari kemarin enggak masuk," jelas gadis itu.

"Oh, yang katanya juara umum itu, ya." Oniel memang sudah dengar mengenai beberapa orang yang populer di sekolah ini.

Avraam berdeham, lalu memperbaiki posisinya. Ternyata laki-laki ini sudah tau, siapa dirinya. Dia mengulurkan tangannya. "Avraam, panggil aja gue Aram."

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang