Halo~ Terima kasih sudha mengikuti cerita Avraam~
Jika suka, silakan Vote dan Komen~
Part ini mengandung kekerasan dan umpatan kasar, mohon bijak dalam menyikapinya.
...
Malam ini terjadi kekacauan di basecamp. Setelah menerima informasi tersebut dari Deri, Avraam yang sebelumnya sedang bermain game bersama kakak perempuannya, langsung pergi. Kali ini Ben dan kawan-kawannya sudah keterlaluan.
Laki-laki itu baru saja selesai memarkirkan motor, saat hendak berjalan menuju basecamp, dia mendengar suara motor Kelvin. Jadi Avraam memilih menunggu Kelvin dan masuk ke basecamp bersama-sama.
"Si Ben bener-bener minta di gampar, anjing!" amuk Kelvin ketika sampai di dekat Avraam. Ryan di belakangnya juga terlihat emosi.
"Buruan masuk, kita liat kondisi di sana," ucap Ryan yang berjalan mendahului Avraam dan Kelvin.
Sesampainya di sana, mereka bertiga terkejut dengan kondisi Novan yang babak belur. Sudut bibir dan pelipisnya berdarah. Sudah pasti dia mendapat serangan yang cukup parah. Di sebelahnya, Deri juga babak belur, walau tidak separah Novan.
"Anjing, lo kenapa mukulin temen gue!" teriak Kelvin, laki-laki itu sempat menendang kursi kayu yang ada di dekat pintu hingga terpental dan mengenai ujung kaki salah satu anggota Onyx yang lain.
Orang yang terkena kursi hendak menyerang Kelvin, namun dicegah oleh Ben. "Lo enggak punya sopan santun? Datang-datang marah-marah!"
"Banyak bacot! Kenapa lo mukulin temen gue, anjing!"
Ben tersenyum miring. "Oh, mereka berdua itu temen, lo? Mereka berdua sampah, jadi harus di singkirkan."
Kelvin maju dan hendak memukul Ben. Namun, Avraam mencegahnya, kerena jika mereka berkelahi, kondisi mereka kurang menguntungkan. Ben membawa teman-temannya sekitar duapuluh orang, sedangkan mereka hanya bertiga. Anggota Onyx memiliki kemampuan berkelahi yang cukup baik, jadi dia tidak bisa mengambil risiko.
"Kalem dulu." Avraam mencoba menenangkan Kelvin. Walau dia emosi, tetapi dia harus bisa memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. "Bang gue pengen tau kronologisnya. Tolong kasih tau, salah mereka apa?"
"Tanya aja sendiri." Ben berjalan ke arah Deri dan Novan.
Avraam kini melihat Deri. "Bang Ben minta kita beliin miras, tapi enggak ngasih uang. Lo tau sendiri, duit jajan gue sama si Novan berapa."
"Itu cuman alasan lo aja!" Ben memukul kepala Deri dengan tangannya.
"Anjing!" Kelvin berteriak. "Gue udah enggak tahan, by one sini! Berani enggak lo!"
Avraam dan Ryan yang melihat pemandangan itu juga emosi. Avraam mengepalkan kedua tangannya. Dia juga ingin menghajar laki-laki berengsek di depannya.
"Gue enggak tertarik berantem sama lo, gue maunya sama dia." Ben menunjuk Avraam. "Lo katanya jago berantem, gara-gara ikutan Thai Boxing. Coba buktiin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Avraam (END)
Novela JuvenilMoto hidupnya adalah main serius, belajar juga serius. Satu lagi, ngejar tuan putri juga serius. Bagi Avraam, Greesa Lavanya Adhitama adalah sosok tuan putri yang cantik dan baik hati. Sedangkan dirinya adalah seorang kesatria yang harus selalu ber...