Halo~ Terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~
Jika suka, silakan Vote, Komen dan Share~
.
.
.
.
.
.
Avraam baru saja selesai mengantre, sekitar sepuluh menit dia berdiri dan menunggu giliran untuk menyebutkan pesanannya. Sesuai kesepakatan, dia memesan tiga porsi Nasi Chicken Katsu. Sekarang dia kembali bergabung bersama Greesa dan Felysia.
Laki-laki itu melirik jam tangan hitam miliknya, waktu istirahat mereka kurang lebih tinggal setengah jam. Waktu istirahat sudah berjalan limabelas menit, dan mereka masih belum makan. Ini lah alasan Avraam malas makan di kantin, karena kantin selalu ramai dan sesak. Tetapi, karena Greesa yang mengajak tidak mungkin dia menolak.
"Aram, maaf ya, ngerepotin." Greesa merasa tidak enak, karena membiarkan Avraam mengantre makanan untuk mereka.
Avraam tersenyum, jika untuk tuan putrinya, masalah seperti ini sangat sepele. "Santai aja, Tuan Putri."
"Iya Kak Aram, makasih, ya."
Perasaan senang Avraam tiba-tiba menghilang, berganti menjadi rasa kesal. Tetapi, dia mengangguk dan tersenyum walau terpaksa. Dia harus sabar, begini-begini Felysia adalah sepupu Greesa, jika dia memperlakukannya dengan tidak baik, mana mungkin Greesa mau menjadi pacarnya.
'Tenang, Ram. Sabar! Orang sabar gantengnya nambah tiga kali lipat.' batinnya.
"Kak Aram, kayaknya selama aku pindah ke sini, belum pernah liat Kakak di kantin."
"Oh itu." Avraam menghentikan ucapannya. Kenapa sih si umang-umang sangat kepo? "Biasa makan di Blackmarket."
Blackmarket masih berada di area Bakti Pertiwi, tempat itu berada di bagian paling belakang. Di sana ada sebuah warung makan kecil. Bangunan itu menempel dengan dinding sekolah, karena di belakang sekolah ini adalah perumahan. Anak-anak yang biasa makan di sana adalah anak laki-laki. Karena terkadang mereka merokok di sana. Tentu saja mereka merokok secara sembunyi-sembunyi.
"Di mana itu?"
Ini Avraam sedang mengikuti wawancara kerja atau bagaimana sih? Kenapa dia di tanya-tanya terus. "Lo, enggak usah tau."
"Ih, Kak Avraam, gitu."
Avraam sudah malas bicara. Jadi dia abaikan saja.
"Kak Eca." Tiba-tiba seorang murid laki-laki menghampiri Greesa. Hal itu membuat Avraam mengerutkan kening tidak suka. "Kakak diminta ke ruang guru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Avraam (END)
Подростковая литератураMoto hidupnya adalah main serius, belajar juga serius. Satu lagi, ngejar tuan putri juga serius. Bagi Avraam, Greesa Lavanya Adhitama adalah sosok tuan putri yang cantik dan baik hati. Sedangkan dirinya adalah seorang kesatria yang harus selalu ber...