42. Rencana Yang Gagal

1.2K 269 48
                                    

Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~

Jika suka, silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Ram!" Avraam menghentikan langkahnya, dia tau siapa yang memanggilnya. Laki-laki itu berbalik, mendapati kedua temannya sedang berjalan ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Avraam.

"Mumpung ketemu, ngobrol dulu bentar."

Avraam mengangguk. Lalu dia mengalihkan pandangannya pada gadis yang berdiri di sampingnya. "Anya, kamu duluan aja ke kelas, ya."

Gadis itu mengangguk. "Mau aku bawain tasnya?"

"Enggak usah." Avraam mengusap kepala Greesa. "Makasih, BTW."

Greesa tersenyum. "Oke, aku duluan." Gadis itu melambaikan tangannya pada Avraam dan kedua teman laki-laki itu.

"Udah jangan diliatin terus, dasar bucin!" ejek Kelvin.

Avraam memalingkan wajahnya, sebelumnya dia melihat punggung Greesa yang berjalan semakin menjauh. "Buruan, bentar lagi masuk."

"Sabar brader! Ini masalah cukup serius, lo malem ini bisa ke basecamp enggak?"

"Bisa." Avraam beberapa hari ini memang tidak datang ke sana. Karena dia ikut nongkrong bersama bapak-bapak kompleksnya. Ternyata dari jam delapan malam, sudah ada bapak-bapak yang nongkong di pos ronda.

"Oke, itu aja."

"Itu aja?" tanya Avraam.

"Iya, itu aja. Lo pengen gue ngomong apa lagi?"

Avraam ingin memukul kepala Kelvin, namun dia tahan. "Yang kayak gini, kan bisa di chat aja, bego!"

"Tau dah, Ram. Gue udah bilangin juga, ngeyel!" ucap Ryan yang dari tadi hanya berdiri di samping Kelvin.

"Suka-suka gue lah!" sahut Kelvin tidak mau kalah. "Dah, balik ke kelas masing-masing, yok." Avraam hanya menghela napas, lalu berbalik dan berjalan menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas, Avraam tersenyum senang. Setelah beberapa hari tidak masuk, akhirnya orang yang paling dia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Avraam akan mencatat, kalau hari Rabu adalah salah satu hari favoritnya.

Avraam berjalan dengan penuh percaya diri menuju bangku miliknya. Setelah sampai, dia mengetuk meja milik orang yang duduk di belakangnya-Oniel.

"Dari mana aja, lo? Betah amat, baru masuk," ucapnya basa-basi.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang