Moto hidupnya adalah main serius, belajar juga serius. Satu lagi, ngejar tuan putri juga serius.
Bagi Avraam, Greesa Lavanya Adhitama adalah sosok tuan putri yang cantik dan baik hati. Sedangkan dirinya adalah seorang kesatria yang harus selalu ber...
Merokokdapatmenyebabkankanker, seranganjantung, impotensi dan gangguankehamilan dan janin.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Malam ini Avraam ikut berkumpul di basecamp gengnya. Sebenarnya dia ingin mengantar Greesa sebelum pergi ke tempat ini. Namun, nasib baik tidak berpihak padanya. Tuan putrinya itu ternyata dijemput oleh ayahnya. Avraam belum berani bertemu calon mertuanya itu, karena dia belum melakukan persiapan. Salah-salah, nanti dia bisa di blacklist dari calon menantu, Avraam tidak ingin itu terjadi.
"Ram, bisa enggak sih, lo belajarnya di rumah aja?" Kelvin duduk di samping Avraam, dia menyesap, lalu menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
"Gue males nunda-nunda PR, takut lupa." Avraam sedang mengerjakan soal fisika yang diberikan oleh guru lesnya.
Kelvin melihat logo salah satu tempat les di soal yang Avraam pegang. "Pake ikut les segala. Lo, kan, udah pinter. Juara umum terus." Kelvin menepuk-tepukkan rokoknya ke asbak, membuang abu yang sudah mulai panjang.
Avraam menatap Kelvin, lalu tersenyum. "Ini itu cara PDKT sama Anya. Biar makin sering gue ketemu sama dia."
Kelvin berdecak. "Bisa juga lo, ya."
Avraam tersenyum, lalu melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Sebenarnya asal mula dia ikut les adalah karena kakak perempuannya－Rania. Kakaknya bilang, dia harus les karena sudah kelas duabelas. Kakaknya itu takut kalau Avraam salah langkah dan berakhir dengan hasil ujian yang tidak memuaskan. Karena kakaknya sering lihat berita, siswa yang gagal ujian, padahal anak itu adalah siswa yang pintar.
Awalnya dia menolak, karena menurutnya les itu buang-buang waktu. Dia merasa kalau dengan kemampuannya sudah cukup untuk tembus perguruan tinggi favorit. Tetapi kakaknya tetap kekeuh, jadi Avraam menurut saja, dengan kesepakatan dia yang memilih sendiri tempat lesnya.
Setelah itu Avraam bertanya pada Greesa, karena dia ingat waktu kelas sebelas, gadis itu ikut les. Dari situ lah muncul ide brilian. Akhirnya mereka satu kelas di sekolah dan satu kelas di tempat les.
"Terus kapan lo nembak dia?"
"Kalau nembak sekarang percuma, dia belum suka sama gue. Nanti lah, nunggu waktu yang pas."
Kelvin tertawa mengejek. "Mana yang katanya cowok paling ganteng dari semua cowok yang pernah lo temuin? Omong doang, lo. Dapetin Anya aja enggak bisa."
