11. Bala Bantuan, Demi Kesuksesan Kencan

2.1K 650 99
                                    

Halo~ Jika suka, silakan Vote dan Komen

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Entah sudah ke berapa kalinya, Avraam mengumpat dalam hati. Pasalnya, si umang-umang tidak membiarkan dirinya berdekatan dengan Greesa. Makhluk satu itu, selalu menempel dan menyeretnya ke sana-kemari. Avraam bukan tidak ingin melawan, dia sudah menolak beberapa kali. Tetapi, Felysia sangat keras kepala.

Sekarang dia berada dalam posisi yang serba salah. Menolak secara baik-baik, selalu diabaikan. Namun, dia tidak bisa bersikap kasar. Bagaimana pun juga Felysia itu seorang gadis, dan dia diajarkan untuk tidak bersikap kasar pada perempuan.

Terlebih lagi, melihat hubungan Felysia dan Greesa, dia tentu tidak boleh memberi kesan buruk. Karena Felysia akan menjadi sepupu iparnya di masa depan. Jadi yang bisa ia lakukan adalah bersabar. Bersabar sampai bala bantuan datang.

Sebelumnya dia sudah memberi kabar pada Kelvin, meminta temannya itu untuk segera menyusul dan membantunya menjauhkan umang-umang dengan radius dua kilometer. Tetapi, namanya juga Kelvin. Sudah setengah jam lebih, dari saat temannya itu mengatakan akan berangkat, namun sampai sekarang masih belum sampai juga.

"Anya," panggil Avraam, saat dirinya berhasil meloloskan diri dari jeratan umang-umang.

Greesa hanya bergumam sebagai jawaban. Matanya membaca deretan judul novel yang tersusun rapi di rak. Tangan kecilnya mengambil sebuah novel bersampul merah muda. Novel ini sangat populer, namun dia belum sempat membelinya.

"Lo suka baca novel?" tanyanya. Avraam mengambil novel yang sudah dibuka dari plastiknya. Lalu dia membuka halamannya secara acak.

"Suka, tapi enggak sering. Kalau ada waktu luang aja." Greesa membaca sinopsis novel yang dia pegang dalam hati.

"Kak Ran juga suka." Kening Avraam mengernyit saat membaca adegan yang tertulis di novel yang dia pegang. Dia membaca papan yang ada di rak. Benar, ini adalah novel remaja. Tetapi kenapa ada adegan yang terlalu vulgar?

"Serius?" tanya Greesa penasaran. Dia tau kalau Avraam punya kakak perempuan. Sepertinya seluruh teman-teman di sekolah juga tau, karena kakak Avraam adalah seorang model dan artis yang terkenal.

"Iya, kalau di rumah biasanya baca novel atau nonton drama." Avraam menunjukkan novel yang sebelumnya dia baca ke Greesa. "Emangnya kalau novel remaja, kayak gini isinya?" tanyanya.

Greesa mendekatkan wajahnya ke novel yang dipegang Avraam. Matanya melotot saat membaca adegan yang kurang pantas. "Kok kamu ngambil yang kaya gini, sih?" Buru-buru gadis itu merebut buku dari tangan Avraam dan menyimpannya kembali di rak.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang