Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~
Jika suka, silakan Vote dan Komen~
.
.
.
.
.
.
Malam ini adalah pertama kalinya dalam periode tiga tahun, Onyx berkumpul dengan anggota sebanyak ini. Lebih dari tigaratus limapuluh anggota Onyx melakukan perkelahian dengan musuh bebuyutan mereka, Blackwolf. Mereka saling melemparkan pukulan dan tendangan, demi satu hal yang disebut, kemenangan.
Bangunan tua, bekas sebuah pabrik, yang kini hanya tersisa puing-puing, menjadi saksi betapa panasnya suasana malam ini. Suara pukulan dan rintihan sudah menjadi melodi yang membakar gelora di dada mereka.
Ada lebih dari tujuhratus orang yang berkelahi. Entah sudah berapa banyak korban yang tergeletak di tanah, mereka tetap saling menyerang tanpa kenal lelah.
"Hebat juga, lo." Seorang anggota Onyx memuji Avraam yang baru saja menendang kepala lawannya, sehingga orang tersebut kini tergeletak tak sadarkan diri.
"Thank's, Bang." Avraam hanya tersenyum, dia tidak tau nama seniornya ini, karena mereka baru pertama kali bertemu.
Posisi mereka saling membelakangi, jadi Avraam juga tidak bisa melihat jelas wajah seniornya, tetapi jarak mereka tidak terlalu jauh, hanya sekitar satu meter.
"Siapa nama, lo?" tanya lagi. Laki-laki itu baru saja memukul perut anggota Blackwolf yang hampir menyerangnya.
"Avraam, Bang," jawab Avraam sedikit keras, karena dia berbicara sambil berlari, guna menyelamatkan temannya yang hampir saya terkena pukulan balok kayu.
Beruntung dia melihatnya, jadi dia bisa mencegah temannya terluka. Avraam baru saja menendang lengan laki-laki itu, sehingga membuat balok kayu yang sebelumnya laki-laki itu pegang, terlepas.
Teman yang di selamatkan Avraam berbalik saat mendengar kegaduhan. Laki-kali itu langsung meninju perut orang yang sebelumnya hendak memukul dirinya. Kemudian dia juga memberi pukulan di wajah laki-laki itu, dan terakhir dia menendang perut lawannya.
"Thank's," ucapnya sambil mengangguk.
Avraam juga hanya mengangguk, lalu dia mengamati situasi. Walau mereka kalah jumlah, tetapi kesenjangan jumlah anggota Onyx dan Blackwolf tidak terlalu jauh, seperti sebelumnya. Sekarang, dia yakin Onyx akan menang, dan mereka bisa membalaskan dendam.
"Heh, bocah sok ganteng!" Avraam melihat Alex berjalan ke arahnya.
"Gue memang ganteng." Laki-laki itu menyisir rambut bagian depan dengan tangannya. "Duh sial," umpatnya pelan. Dia lupa kalau rambutnya sekarang nyaris botak, jadi dia tidak bisa menunjukkan gaya andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avraam (END)
Novela JuvenilMoto hidupnya adalah main serius, belajar juga serius. Satu lagi, ngejar tuan putri juga serius. Bagi Avraam, Greesa Lavanya Adhitama adalah sosok tuan putri yang cantik dan baik hati. Sedangkan dirinya adalah seorang kesatria yang harus selalu ber...