19. Mood Boster

1.7K 490 61
                                    

Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~

Jika suka, silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Avraam bisa menghela napas lega, saat Bagas tiba-tiba mendapat sebuah telepon. Sehingga pembicaraan mereka berhenti begitu saja. Timing-nya benar-benar pas. Siapa pun orang yang menelepon Bagas, Avraam sangat berterima kasih pada orang tersebut.

Jujur saja, dia bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan terakhir dari Bagas. Ditanya tiba-tiba seperti itu oleh calon kakak ipar, siapa yang tidak langsung nge-blank, coba? Kalau dia menjawab jujur, nanti rencananya berantakan. Tetapi dia juga tidak bisa berbohong, kalau nanti tiba-tiba mereka berpacaran, Bagas pasti mengiranya tukang bohong.

"Aram, maaf ya." Gadis itu melihat ke belakang. Sepertinya memastikan kalau kakak laki-lakinya sudah keluar dari kamar.

"Enggak apa-apa, Anya. Gue cuman keget aja, tadi."

"Ram." Avraam melihat ke sumber suara. Kakak perempuannya sedang berdiri di daun pintu. "Lagi apa?"

"Kakak baru pulang?" Rania mengangguk. "Lagi video call. Kenapa, kak?"

"Bisa ngobrol dulu enggak? Kakak besok udah harus pergi."

"Oke bentar, Kak."

"Kakak tunggu di ruang tengah, ya." Avraam hanya mengangguk.

Setelah kakaknya menutup pintu, Avraam kembali menatap layar ponselnya.

"Anya, gue tutup dulu, ya." Gadis itu mengangguk lalu melambaikan tangannya.

Setelah menekan tombol untuk mengakhiri panggilan, Avraam memasukkan ponselnya ke saku celananya. Laki-laki itu menghela napas. Ada saja gangguannya.

Dia segera berdiri dan keluar dari kamarnya. Setelah menutup pintu, laki-laki itu berjalan menuruni tangga dan segera pergi ke ruang tengah. Di sana kakaknya sedang menonton televisi.

"Kakak mau dinas lagi?" tanyanya, setelah duduk di sofa.

"Iya, harusnya sih tiga hari lagi baru berangkat. Tapi jadwalnya dimajuin. Mungkin sebulan sekali, kakak pulang."

"Oke, Kak. Jangan terlalu capek." Beberapa hari lalu, kakaknya bilang dia akan syuting untuk sebuah acara. Acara itu memiliki beberapa episode, jadi kurang lebih membutuhkan waktu tiga bulan untuk syuting.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang