33. Resmi Berpacaran

1.6K 333 56
                                    

Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~

Jika suka, silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Hah?" Avraam terlalu terkejut, sehingga sekarang otaknya hang. Dia berusaha memahami maksud ucapan Greesa.

Aku suka kamu. Itulah kalimat yang baru saja dia dengar. Jadi maksud dari kalimat itu, Greesa suka padanya? Apa benar begitu? Atau dia sedang di-prank? Avraam berusaha menenangkan diri. Dia harus mencernanya pelan-pelan, agar tidak salah paham.

"Aku suka kamu, Aram," ucapnya lagi. "Maaf, kalau aku udah bikin kamu sedih."

"Bentar, Ca." Avraam turun dari meja. Laki-laki itu berjalan mondar-mandir. Keningnya berkerut, otaknya benar-benar sudah tidak bisa bekerja dengan benar. "Maksudnya, lo suka sama gue?"

Gadis itu mengangguk ragu. "Ke-kenapa?"

Avraam sudah berhenti mondar-mandir. Kini dia menatap gadis di depannya. "Maksudnya suka yang itu, kan?"

"Yang itu apa? Aram, jangan bikin aku bingung."

"Iya, gue juga jadi bingung."

Greesa tidak tau lagi harus berkata apa. Dia sudah mengungkapkan perasaannya dan meminta maaf, tetapi respons Avraam tidak jelas. "Udah enggak ada lagi yang mau aku omongin. Ayo pulang."

"Tunggu dulu!" Avraam menahan lengan Greesa, sehingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya. "Anya ... lo beneran suka sama gue?"

Greesa tersenyum, lalu mengangguk. "Iya, suka."

Ini Greesa suka padanya, artinya dia memiliki perasaan yang sama dengannya, kan?

Kini otaknya sudah bisa mencerna semuanya dengan baik. Laki-laki itu tersenyum lebar sampai-sampai matanya menyipit. Dia sangat senang, sampai tidak bisa menahan tawanya. Avraam tertawa, ini adalah salah satu momen yang membahagiakan.

"Jadi kita pacaran?" Avraam menggosok hidung dengan jadi telunjuknya.

"Kalau kamu mau," jawab gadis itu malu-malu.

Tentu saja dia mau, tidak perlu ditanya lagi. "Peluk boleh?" Avraam merentangkan lengannya.

Greesa buru-buru melangkah mundur, lalu menggeleng. "Ini di sekolah."

"Berarti kalau di luar sekolah boleh?" Avraam tersenyum menggoda.

Greesa merasa wajahnya panas. "Enggak tau." Lalu dia berlari keluar kelas.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang