23. Cerita di Kala Hujan

1.5K 396 46
                                    

Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~

Jika suka, silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Hujan sudah mulai reda, tetapi langit masih gelap dan menyisakan rintik-rintik kecil yang berjatuhan dari atas langit. Sepasang remaja kini tengah berjalan melewati koridor sepi. Suara langkah menjadi salah satu hal yang menemani mereka, sore itu.

"Aram, kamu enggak perlu nganter aku pulang, serius."

"Enggak bisa, udah nurut aja, Anya."

Greesa memilih mengalah, sekarang sudah hampir pukul lima, jadi mereka memutuskan pulang dan menerobos hujan. Walaupun hanya gerimis, tetapi dia yakin, pakaiannya akan basah kalau nekad menerobos hujan.

Laki-laki itu melepaskan jaket yang sebelumnya dia kenakan, lalu memakaikannya di atas kepala Gressa. "Lari ya ke parkiran." Avraam tidak bisa meminta Greesa menunggu di sini, karena pihak sekolah melarang kendaraan bermotor masuk ke halaman.

Greesa belum sempat protes, tetapi Avraam sudah menarik lengannya, sehingga membuatnya harus ikut berlari juga. Kemeja laki-laki itu semakin lama, semakin basah. Walau tidak terlalu parah, tetapi hal itu bisa menyebabkan masuk angin.

"Ram, baju kamu basah." Greesa hendak melepaskan jaket yang ada di kepalanya, namun Avraam menghentikannya.

"Jangan di lepas. Gue enggak apa-apa."

"Ya udah kalau gitu cepetan larinya." Greesa khawatir nantinya Avraam akan masuk angin.

Akhirnya mereka sampai di tempat parkir. Hanya tersisa beberapa kendaraan saja di sana, karena sebagian besar siswa atau guru sudah pulang. Avraam membawa Greesa ke tempat penyimpanan helm, di sana gadis itu tidak akan terkena hujan.

Laki-laki itu mengambil helm miliknya, memakainya. "Gue pinjem helm dulu ke satpam, ya."

"Eh, tunggu." Greesa menghentikan Avraam yang hendak pergi. Gadis itu melepas jaket dari kepalanya, lalu memberikannya pada Avraam. "Pakai ini."

Avraam tersenyum, lalu memakai jaket miliknya. Kemudian dia segera berlari menuju pos satpam.

"Pak Can, minjem helm dong," ucap Avraam ketika dia sampai di pos satpam.

"Kenapa baru pulang?" tanya pria berumur duapuluh sembilan tahun itu. "Nih, besok aja balikinnya. Saya hari ini jaga sampai pagi."

"Biasa, Pak. Anak muda." Avraam terkekeh. Hubungannya dengan Pak Candra dan Pak Danu-satpam sekolah-cukup baik. Karena Avraam sering mengobrol bersama mereka sebelum pulang sekolah.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang