34. Publikasi

1.6K 326 50
                                    

Halo terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~

Jika suka silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Sebuah motor CBR warna hitam baru saja memasuki area parkir SMA Bakti Pertiwi. Sang pengemudi-Avraam-baru saja selesai memarkirkan motor miliknya.

"Anya," panggil laki-laki itu pada orang yang dia beri tumpangan.

"Ya?" Gadis itu turun dari motor. "Kenapa?" tanyanya lagi.

"Kak Bagas orangnya gimana?" Sepanjang jalan dia memikirkan ucapan terakhir Bagas. Dia tidak mungkin menentang hubungan mereka, kan? Susah payah dia bisa berpacaran dengan Greesa, jangan sampai hal itu terjadi.

"Kak Bagas bilang apa emangnya?" Greesa khawatir kakak laki-lakinya mengucapkan hal yang aneh-aneh.

"Enggak bilang apa-apa, sih. Cuman pengen tau aja."

"Yang bener?" Avraam mengangguk. "Syukur deh, kalau gitu. Kak Bagas baik, kok." Kakaknya memang baik, tetapi dia suka usil. Jadi dia sedikit khawatir kalau kakaknya itu sengaja membuat Avraam takut padanya.

"Oke." Laki-laki itu melepas helm, lalu turun dari motor.

"Kalau dia ngomong aneh-aneh jangan dimasukin hati, dia pasti cuman bercanda," ucap gadis itu. Dia mencoba untuk menenangkan Avraam, karena sedari tadi dia merasa kalau Avraam terlihat tidak nyaman.

"Tenang aja, Tuan Putri." Laki-laki itu mengacak rambut gadis yang berjalan di sampingnya, kemudian meraih helm dari tangan gadis itu.

Setelah menyimpan helm di tempatnya, mereka berdua berjalan menuju kelas. Sepanjang jalan Greesa bisa merasakan kalau banyak orang yang melihat ke arahnya. Gadis itu jadi merasa tidak nyaman. Dia tau alasan mengapa mereka menatapnya. Jadi dia melepas genggaman tangan Avraam.

Gadis itu tau Avraam hendak protes. "Banyak yang liat," ucapnya.

"Oke." Avraam memasukkan lengan yang sebelumnya menggenggam lengan pacarnya.

Greesa melirik laki-laki yang berjalan di sampingnya. "Kamu enggak marah, kan?"

Laki-laki itu menggeleng. "Enggak, Anya. Aku bukan orang yang enggak pengertian," ucapnya sambil tersenyum.

"Makasih." Gadis itu memasukkan kedua lengannya ke dalam saku hoodie berwarna ungu muda yang dia pakai.

"Enggak usah bilang makasih, Anya. Yang kayak gini bukan masalah besar." Greesa mengangguk, lalu tersenyum.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang