46. Salah Paham

1.1K 266 46
                                    

Halo, terima kasih sudah mengikuti cerita Avraam~

Jika suka, silakan Vote dan Komen~

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Avraam kembali ke rumah sekitar pukul sembilan, tentu saja setelah menjelaskan kesalahpahaman dia dengan Bagas. Dia merasa lega karena masalah ini selesai dengan baik dan tidak berlarut-larut. Beruntung sekali memiliki pacar yang pengertian juga imut seperti Greesa.

Dia jadi ingin benar-benar menikahi tuan putrinya setelah lulus nanti. Tetapi, tentu saja itu tidak mungkin. Setelah lulus, dia masih bukan siapa-siapa. Dia tidak punya apa pun yang bisa diberikan pada Greesa, selain cinta yang tulus dan janji setia seumur hidup.

Jelas tidak mungkin dia menafkahi tuan putrinya dengan uang yang diberikan dari kakaknya. Menurutnya hal itu tidak gentleman sekali. Karena dia adalah seorang pria, tentu saja dia harus memiliki pekerjaan yang tetap dan memiliki penghasilan yang cukup, baru bisa meminta anak gadis dari ayahnya.

Jadi setelah lulus, dia harus melanjutkan pendidikannya, agar dia lebih mudah mencari pekerjaan. Dia sudah memutuskan akan mengambil jurusan Teknik Informatika, karena teknologi semakin maju, selain itu dia memang menyukai bidang itu.

Normalnya kuliah membutuhkan waktu empat tahun, lalu setelah bekerja dia harus menabung, mungkin membutuhkan empat sampai lima tahun, jadi jika ditotalkan, maka dia waktu ideal untuk menikah adalah minimal delapan tahun lagi. Laki-laki itu menghela napas. Perjalannya masih panjang.

"Kak Ran," panggil laki-laki itu saat dirinya sampai di ruang tengah. Seperti yang dikatakan kakaknya semalam, dia berjanji akan menceritakan pertemuannya dengan ibunya sore itu.

Avraam membuka jaket yang dia kenakan, lalu duduk di sofa. Dia berniat menunggu kakak perempuannya di sini. Perutnya terasa lapar dan dia juga haus, karena dia belum makan dari pagi. Jadi dia mengambil air cup yang ada di meja, lalu mengambil tiga buah kue kering yang di simpan di toples.

Dia teringat sesuatu, harus memberi kabar pacarnya, kalau dia sudah sampai rumah dengan selamat. Laki-laki itu mengambil benda persegi itu dari saku celananya, lalu mengetik beberapa kata.

"Ram, ini apa?" Avraam hampir melemparkan ponselnya, saat Rania tiba-tiba mengebrak meja. Apa kakaknya ini memiliki hobi yang baru, membuatnya terkejut?

Avraam melihat selembar kertas yang ada di atas meja, matanya membulat sempurna saat melihat apa yang ingin kakaknya tunjukkan padanya. Itu adalah bukti dia telah menggadai PS5 kesayangannya.

Avraam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang