Takdir

65 9 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

•••

"Hey, kenapa nangis?"

Seorang anak kecil laki-laki berusia 10 tahun menghampiri anak kecil perempuan berusia 7 tahun yang sedang berjongkok sambil menenggelamkan kepalanya ke lutut dengan tangan yang saling bertumpu.

Anak perempuan itu menggeleng sambil terisak saat dia menoleh ke arah anak laki-laki yang sedang bertanya kepadanya.

"Nama aku Zeyn." Anak laki-laki itu memperkenalkan dirinya dengan mengulurkan tangan kanannya.

Anak perempuan yang ada di sana membalas ulurannya sambil berucap, "M--Mia."

Terlihat matanya sembab sehabis menangis. Zeyn duduk di samping Mia dengan menyodorkan sapu tangan dari jaket hitamnya. Mia menerimanya.

"Kok kamu nangis? Ada yang jahatin kamu, 'kah?" Jiwa kekepoan Zeyn muncul.

"Ta--tadi aku ha--habis dimarahin sa--sama Mama, ka--karena aku gak nurutin Ma-Mama buat ja--jangan makan es krim banyak-banyak." Mia menjelaskannya sambil terisak-isak.

"Pa--padahal aku ma--makan es krim cu--cuman se--sepuluh kali da--dalam se--sehari," lanjutnya.

Zeyn membulatkan matanya saat mendengar penjelasan kedua. Bagaimana bisa Mia memakan es krim sepuluh kali dalam sehari?

Tawa Zeyn pecah seketika. Sementara, Mia memicingkan matanya sembari menabok tangannya Zeyn.

"Kok ketawa, sih?" kesal Mia. Enak sekali dia tertawa dalam penderitaan orang lain.

"Ya habisnya, sih, makan es krim banyak banget. Nanti giginya ompong, loh, kayak kaleng rombeng." Terdengar Zeyn kembali tertawa di saat dirinya membayangkan gigi Mia dengan kaleng rombeng. Sedangkan, Mia menggembungkan pipinya lucu.

"Jahat banget, sih," lontar Mia. Zeyn hanya terkekeh mendengarnya.

"Apa Mama gak sayang aku lagi?" tanya Mia sembari menundukkan kepalanya. Zeyn tersenyum mendengarkannya.

"Sayang, kok. Buktinya Mama kamu masih merawat kamu dengan baik," jawab Zeyn.

"Tapi, dia ngelarang aku buat makan es krim banyak. Itu artinya Mama dah gak sayang aku lagi." Mia memilin roknya yang selutut.

Tangan Zeyn terulur ke kepalanya. Mengusap surai coklat miliknya.

"Mama kamu ngelarang kamu itu karena beliau sayang kamu. Beliau gak mau kamu sakit gara-gara makan es krim banyak. Emangnya kamu mau sakit?" tanya Zeyn lembut.

Mia menggelengkan kepalanya polos sembari menatap wajah tampannya Zeyn.

"Nah, maka dari itu mama kamu ngelarang kamu makan es krim banyak," lanjut Zeyn.

Mia mengetuk-ngetukkan jari tangannya ke arah kepala seperti seseorang yang tengah berpikir.

"Oh, jadi mama masih sayang aku, 'kan?" tanya Mia setelah dirinya sibuk dengan pikirannya.

Zeyn mengangguk tanpa ragu sembari tersenyum hangat ke arahnya. "Iya, sayang banget."

"Udah, ya, jangan sedih lagi. Nanti tambah jelek," ujar Zeyn dengan mencubit pipi chubby-nya.

Mia pun berdecak sebal. Harusnya orang sedih itu dihibur, bukan malah dibuat tambah kesal.

Mia meluruskan pandangannya ke depan. Matanya berbinar di saat ada penjual es krim yang dikerubungi anak-anak. Dia mengecek saku rok berharap ada uang di sana, tetapi harapan Mia tak sesuai ekspektasinya. Saku roknya kosong melompong. Hanya ada serangga yang keluar dari sakunya. Dia bernapas panjang. Sedih.

Zeyn yang melihatnya itu tahu bahwa dirinya ingin es krim. Dia mengajak Mia untuk membeli es krim tersebut. Mia tersenyum senang sembari berloncat-loncat. Menandakan dirinya senang bukan main.

Kebahagiaan Mia itu sederhana.

Setelah membeli es krim, mereka berdua duduk kembali di tempat yang tadi. Di bawah pohon dengan udara yang sangat segar. Jujur, mereka menikmati udara segar tersebut.

Mia fokus memakan es krim miliknya hingga cream-nya ke mana-mana. Benar-benar anak kecil. Zeyn yang melihatnya itu segera mengusapnya dengan lembut tanpa jijik. Sementara, Mia hanya menampilkan deretan gigi gingsulnya. Cantik!

"Aku panggil kamu Bang Zey, ya. 'Kan, kamu lebih besar dari aku. Kata Mama kalo bicara sama orang yang lebih besar itu harus pake Abang atau Kakak." Mia menatap Zeyn dengan kaki yang saling bergelantungan di bawah kursi. Zeyn mengangguk. Dirinya senang jika dipanggil seperti itu. "Boleh, kok."

Setelah beberapa menit, es krim Mia habis. Mengapa secepat itu, sih? Mia, 'kan mau lagi. 

Mia menatap es krim Zeyn yang belum habis. Es krimnya masih banyak. Zeyn hanya memakan sedikit.

Zeyn yang melihatnya itu hanya terkekeh. Dia menawarkan es krimnya. Tentu saja Mia mau. Benar-benar rakus!

Mia memakan es krim vanila Zeyn. Dia melirik ke arah Zeyn yang sedang menatapnya dengan tangan yang terulur mengusap surai coklatnya. Mia menyodorkan es krim berharap Zeyn memakan es krimnya.

Zeyn pun memakannya sembari tersenyum. Lalu, beralih oleh Mia yang memakannya kembali. Perlakuan tersebut membuat hati Zeyn menghangat.

Es krim di tangan Mia habis ketika sudah dimakan bersama. Zeyn mengacungkan kelingkingnya. Mia menatap heran ke arahnya.

"Mulai hari ini kita sahabat. Mau, gak?" Zeyn menatap Mia dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Mau, dong." Mia mengaitkan jari kelingking kecilnya tanpa ragu ke arah jari kelingking Zeyn yang lebih besar darinya.

"Jadi istri kamu juga gak papa. Terus entar kita buat dedek bayi pakai tepung." Zeyn terbahak atas ucapan Mia. Astaga, ternyata dia se-random itu.

"Heh, kita masih kecil. Jangan ngurusin yang kayak gitu." Dikarenakan Zeyn gemas, dia menggelitiki pinggang kecil Mia. Sontak membuat sang empu tertawa.

"Aku cuman bercanda. Ampun-ampun." Mia meminta pengampunan supaya Zeyn menghentikan aksi yang membuat Mia terus tertawa.

Wajah Mia sudah memerah. Dia kesal bukan main. Harusnya Zeyn menghentikan aksinya sebelum dirinya berubah menjadi singa garang.

"Lah, kok, jadi dia yang ngamuk?" batin Zeyn sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Dikarenakan Zeyn tahu bahwa Mia akan membalas perbuatannya, membuat dirinya buru-buru untuk melarikan diri dari hadapannya. Sebelum ....

"Bang Zey ... awas aja! Aku gak akan maafin Bang Zey!"

Mia mengejar Zeyn dengan kekuatan es krimnya. Sementara, Zeyn tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah kusut Mia yang sedang berlari dengan sedikit jauh dari jangkauannya. Menurutnya, dia sangat lucu! Apalagi ada beberapa cream yang masih menempel di pipi chubby-nya. Membuat atensi semua mata yang ada di sana melihatnya dengan tatapan menggemaskan.

Hari ini mereka dipertemukan oleh takdir Tuhan yang sudah digariskan di sana. Bermula dari tak mengenal hingga saling mengenal. Mengajarkan bahwa bahagia itu bisa dari hal yang kecil.

Sejak saat itu, Mia dan Zeyn bersama. Sejak saat itu pula mereka tak 'kan bisa terpisahkan.

Sampai maut memisahkannya.

Nama: Mia Rosmiaty
Jumkat: 1015 kata

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang