Kuat Sampai Akhir

53 1 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata dari penulis. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, latar, tempat, alur, dan lain lain.

Selamat membaca, selamat menikmati dan semoga suka.
Terima kasih.

***


Di suatu zaman, hiduplah seorang anak bernama Malika. Malika adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga berpencaharian nelayan. Malika mempunyai seorang teman bernama Erin, mereka berteman sudah sangat lama dan sangat akrab layaknya saudara kandung.

Di suatu sore, Malika disuruh ibunya untuk mencuci baju di tepi pantai. Ketika sedang mencuci, tanpa Malika sadari salah satu baju ibunya hanyut ke pantai. Malika sangat takut akan dimarahi jika ibunya tahu kalau bajunya hanyut. Ia bingung harus berbuat apa karena ingin menyelam, tetapi Malika tidak bisa berenang.

Ketika Malika sedang dilanda kebingungan, Erin datang dan melihat Malika kebingungan seperti itu, maka Erin pun bertanya akan apa yang sudah terjadi.

Malika yang melihat Erin datang menghampiri sangat senang, dia pun menceritakan apa yang baru saja terjadi kepada temannya itu. Erin pun tahu kalau Malika sedang panik karena ia menghanyutkan baju ibunya. Melihat Malika seperti itu, Erin pun berinisiatif untuk berenang mengejar baju ibu Malika yang hanyut ke pantai.

Malika hendak menahan Erin, karena takut Erin kenapa-kenapa sebab ombak pantai kala itu sangat tinggi dan arusnya deras. Namun, Erin tetap berkeras hati ingin berenang menolong temannya itu. Malika tidak dapat menahan Erin, lalu Erin pun berenang mengejar baju ibu Malika.

Hari sudah menjelang malam, tetapi Malika masih berada di pantai sembari menunggu temannya, Erin, muncul ke permukaan. Hingga malam tiba, Erin belum juga muncul, Malika sangat khawatir terhadap temannya itu. Di tengah kekhawatirannya Malika melihat seorang tetangganya lewat di sekitar pantai itu, maka Malika pun meminta tolong pada tetangganya itu untuk menolong temannya yang sejak tadi belum muncul setelah berenang mengejar baju cuciannya yang hanyut.

Awalnya, tetangga Malika agak keberatan, sebab hari sudah malam dan tentunya agak susah mencari di tengah kegelapan malam. Namun, ketika melihat Malika benar-benar membutuhkan pertolongannya, tetangga tersebut bersedia membantu Malika. Tetangga tersebut menyusuri seluruh daerah pantai menggunakan perahu yang sering digunakannya untuk membawa dagangannya ke pulau sebelah.

Hingga waktu menunjukan pukul 12 malam, Erin belum juga ditemukan. Tetangga yang dimintai tolong oleh Malika tadi, sudah melaporkan hal tersebut kepada ketua lingkungan setempat dan kepada petugas Tim SAR. Maka sesuai kesepakatan bersama, mereka akan memulai kembali pencarian bersama pada dini hari pukul 05.00.

***

Keesokan harinya, tepat pukul 05.00 dini hari warga setempat bekerja sama dengan petugas keamanan memulai pencarian Erin—teman Malika yang diduga ikut hanyut terbawa arus.

Dua jam kemudian, para petugas keamanan melaporkan bahwa hasil pencarian nihil. Malika dan keluarga Erin sangat sedih mendengar laporan itu.

Akan tetapi, masih ada satu harapan. Perahu yang ditumpangi tetangga yang dimintai tolong oleh Malika masih meneruskan pencarian. Sejam kemudian, tepatnya pukul 08.00, tetangga bersama ketua lingkungan setempat melaporkan, bahwa mereka melihat sebuah jasad mengambang di tengah lautan.

Semua yang mendengar berita itu seketika sangat bersyukur sekaligus sedih karena dalam benak mereka sudah pasti itu adalah Erin yang mereka cari sejak semalam. Ketika jasad telah diotopsi, pihak keamanan menyatakan kalau jasad itu memang benar jasad Erin, teman Malika yang sudah berusaha menolong.

Keluarga Erin histeris dan meraung-raung, mengapa hal itu harus terjadi pada anak mereka, Erin. Terlebih lagi Malika, dia sangat terpukul karena dia berpikir jika bukan karena ingin menolongnya sudah pasti sekarang Erin akan baik-baik saja.

Setelah ditemukan, Jasad Erin pun dibawa oleh keluarganya, hari itu juga jasad Erin dimakamkan. Acara pemakaman berjalan dengan lancar, Erin pergi diiringi tangis kesedihan teramat mendalam dari semua orang yang mengenalnya.

***

Keesokan harinya, di kala senja menyapa. Terlihat seorang anak perempuan berdiri menatap kosong ke arah pantai yang memanjang ke arah laut. Ia adalah Malika, yang berusaha untuk mengenang masa-masa kebersamaannya semasa Erin masih hidup dulu.

Malika berjalan menyusuri pantai yang menjadi tempat terakhir ia bertemu dengan Erin sahabatnya hingga tiba di suatu titik daerah pantai. Dia termenung memikirkan sesuatu. Perlahan matanya mulai mengembun kemudian menetes membasahi pipinya. Ia terduduk di pantai itu dan terisak sedih.

Malika mengangkat wajahnya menatap pantai yang begitu luas di mana terakhir kalinya ia melihat dan berinteraksi dengan Erin yang sangat tulus menolong bahkan rela kehilangan nyawa demi dirinya.

Air mata Malika mengalir deras, mengingat semua kenangannya bersama dengan Erin. Dia menatap lagi pantai itu dan berkata, "Sahabatku, Erin, maafkan aku, aku sangat menyayangimu. Tenanglah di sana. Biarlah pantai ini akan menjadi kenangan terakhir kita berdua bersama selamanya."

Tepi Pantai Kenangan, 18 Agustus 2022

Nama: Merlansica Makainas
Jumlah kata: 725

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang