Dia Sepupu Sekaligus Jodohku

18 3 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata dari penulis. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, latar, tempat, alur, dan lain sebagainya

Selamat membaca, selamat menikmati dan semoga suka.
Terima kasih.

***

M

entari telah memancarkan sinarnya, tetapi gadis bernama Kanami Amelia Hartawijaya masih bersembunyi di balik selimut tebalnya.

"Kanami, bangun! Udah jam berapa ini?!" pekik wanita paruh baya sambil mengetuk pintu kamar Kanami dengan keras.

"Iya, Bu," sahut Kanami kepada ibunya—Zhea Hartawijaya.

Namun, tanpa disadari Kanami kembali terlelap, akibat cuaca sedikit mendung yang membuat rasa kantuknya bertambah.

Drrtt!

Pesan datang dari aplikasi message yang membuat Kanami bangun membuka ponselnya. Namun, belum sempat membaca pesan, matanya tertuju pada jam yang menunjukkan pukul 07.13. Kanami kaget dan langsung berlari ke kamar mandi.

*****

Beberapa saat kemudian Kanami turun dari tangga rumahnya sambil berlarian.

"Kanami, gak sarapan dulu?" tanya ayahnya.

"Ngga dulu deh, Ayah. Bentar lagi Kanami telat," jawab Kanami tergesa-gesa kapada ayahnya yang bernama Farrel Hartawijaya.

"Ya udah, ini bawa bekal aja," sahut ibunya sambil memberikan kotak bekal berisikan sandwich.

"Wah, terima kasih, Bu," jawab Kanami disertai senyuman indahnya.

*****

Jam 07.56 Kanami sampai di sekolahnya.

"Huft, hampir aja," bisik Kanami lega.

"Woi!" tegur cowok yang berseragam sama dengan Kanami—Hikaru Yoshi. Sepupu Kanami yang sejak SD, SMP, dan sekarang SMA satu sekolah dengan Kanami. Hikaru bukan anak Kyai, bukan pula keturunan Gus. Namun, ia memilih menghafalkan Al-Qur'an dan berencana masuk pesantren. Cowok idaman banget, 'kan?

"Astaga. Apaan sih, Ka? Ga pernah absen ngagetin, kasian jantung anak cantik ini," canda Kanami.

Kanami memang agak centil di depan Hikaru, dikarenakan sejak SD bersama dan ditambah karena Hikaru adalah sepupu yang paling dekat dengannya.

"Padahal 'kan gue ngagetinnya pelan, Na," kilah Hikaru.

"Yang namanya ngagetin ya tetep ...."

Teng! Teng! Teng!

Ucapan Kanami terpotong karena bel upacara telah berbunyi.

"Ah, dahlah," lanjut Kanami ketus.

Hikaru tertawa kecil melihat sikap imut Kanami yang layaknya bocah SD.

Para siswi pun berbaris dengan rapi di lapangan SMA Pemuda Harapan, sedangkan Kanami masih linglung mencari keberadaan Hikaru.

"Nah itu dia. Ka!" tutur Kanami senang sambil memanggil Hikaru.

"Iya kenapa? Ga bawa dasi? Topi? Atau apa?" tanyanya seolah sudah tahu apa yang ada di pikiran sepupunya.

"Hehehe. Lupa bawa topi, Ka," keluh Kanami dengan nada lembut sambil cengengesan.

"Udah tau hari Senin, kok bisa lupa sih? Dasar pikun!" ejek Hikaru.

Ucapan Hikaru membuat telinga Kanami panas.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang