Minuman Amanat

33 0 0
                                    


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada kesamaan nama, tempat, latar, dll.

Selamat membaca dan selamat menikmati cerita ini. Semoga suka dan terima kasih.

•••




Pria bertubuh kekar dan juga tinggi, berkali-kali memantulkan bola ke lantai. Bola mata biru menatap sasarannya. Dan hap! Skor dua puluh menjadi dua puluh satu. Pertandingan berakhir dengan kemenangan tim StarWhite yang dipimpin Danial Syahreza. Bisa dipanggil dengan sebutan Dani.

"Keren," puji Agus.

Dani mengusap keringat di wajahnya dengan handuk. "Minuman lagi?"

Satu botol berisi air putih sering kali berada di samping tasnya. Entah siapa yang memberi minuman itu. Dani sering mendapatkannya setelah latihan bola basket. Dani sudah tahu siapa pelakunya.

"Berapa kali lagi lo buang minuman itu? Hargain pemberian seseorang," ucap Agus.

"Iya, Dan. Mubazir," ucap Leon.

Dani sering membuang minuman ke dalam tempat sampah.

Gadis berkuncir kuda yang berada tidak jauh dari sana hanya bisa tersenyum. Dialah Laura Gantari.

Dani menggendong tas hitamnya. Ia berjalan keluar dari ruangan.

Laura segera bersembunyi di balik tembok. Saat Laura melihat Dani sudah tidak terlihat, ia segera pergi.

"Mau ke mana lo?" Danial berada di belakang Laura.

Tertangkap lagi dan lagi.

"Berapa kali gue bilang, lo nggak usah ngasih minuman! Gue nggak butuh, apalagi dari cewek cupu kayak lo!" tekan Danial.

Laura berbalik menghadap Dani. Senyum itu tetap sama. Dani sering memarahinya. Namun, Laura menanggapi dengan senyuman.

"Gue jijik liat senyuman lo. Mau lo apa, hah?!" tanya Danial.

"Kamu harus banyak-banyak minum! Biar tidak sakit," jawab Laura.

"Gue nggak butuh perhatian lo." Danial berlalu pergi.

Laura mendesah.

"Lo nggak lelah, Ra? Udahlah, Ra! Ngapain juga lo ngasih minuman ke Dani. Percuma, 'kan?" ucap Agus.

Agus teman Danial. Ia berbeda dengan Dani. Agus merasa kasihan terhadap Laura. Laura berpenampilan cupu. Kemurahan hatinya yang tidak bisa dilihat Dani.

"Suatu saat nanti, Dani pasti akan menerimanya," jawab Laura.

***
Siang berganti Malam. Azan berkumandang. Laura mengambil mukena dan memakainya. Menunaikan ibadah salat sudah menjadi kewajiban umat Muslim.

Setelah menunaikan ibadah salat, Laura mengangkat kedua tangannya. Berdoa kepada Sang Maha Kuasa.

"Ya Allah, Engkaulah Maha Suci. Ampunilah dosa-dosa hamba. Berikan kesabaran dan ketabahan untuk hamba, Ya Allah. Hamba hanya ingin kedua orang tua hamba bisa bersatu kembali. Aamin ya rabbal alamin."

Bulir air mata jatuh membasahi pipi Laura. Ia bersujud kepada Sang Maha Kuasa. Setelah berdoa, Laura berdzikir. Menenangkan hati dan pikiran.

Di luar Laura nampak gadis yang sangat periang. Namun, di dalam ia sangatlah rapuh. Keadaan membuatnya tak berdaya.

"Bu, hari ini terakhir bayar ulangan," ucap Laura.

Wanita paruh baya sedang memasak. Ialah Ibu Laura bernama Dini.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang