Tangis Jadi Bahagia

36 3 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata dari penulis. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, latar, tempat, alur, dan lain sebagainya

Selamat membaca, selamat menikmati dan semoga suka.
Terima kasih.

***

Suatu hari di sekolah, aku dan teman-teman serta kakak kelas lagi bermain. Nah, permainan ini dinamakan Truth or Dare atau disingkat dengan TOD. Hal pertama dilakukan adalah bikin list, nah list-nya itu didapat oleh kak Vina, salah satu kakak kelas kami. Maka dari itu pun, kami memberikan dia Truth or Dare.

"Truth of dare?" kataku sambil melihat Kak Vina, yang sedang kebingungan.

"A-aku, pilih dare aja deh," jawabnya sambil tersenyum ke arah semua orang.

Aku pun langsung memberikan dia dare, dan dare itu dia harus menerima tantangan dari kami.

"Kak, Kakak pilih dare, dan itu berarti Kakak harus peluk seseorang dari belakang, dan harus bilang 'aku sayang sama kamu, jangan meninggalkan aku yah, maaf aku dulunya telah menyia-nyiakan kamu'," kataku sambil memberikan Kak Vina dare.

"Eumm, aku tidak bisa melakukan itu. Aku sayang pada semuanya, aku gak mau pilih-pilih seseorang hanya karena dare," Kata Kak Vina serasa ketakutan.

"Ikuti kata hati Kakak, siapa pun yang Kakak peluk, aku terima. Itu semua ada di tangan Kakak," jawabku dengan senang hati.

"A-aku, aaaaa aku tidak bisa melakukan itu, Lisa. Aku terlalu takut, nanti kalau ada yang marah dan kecewa sama aku gimana?" tanya Kak Vina kepadaku.

"Yaa, itu aku gak tau, Kak! Aku cuma mau melihat Kakak, siapa yang Kakak bakal peluk itu. Lebih baik Kakak pikir-pikir dulu, ya, daripada bertindak ceroboh."

****

Kak Vina pun langsung berpikir keras, dan akhirnya Kak Vina tidak bisa menerima tantangan itu. Dia terlalu takut akan seseorang yang nantinya bakal kecewa, dan marah sama dia. Namun, setelah dipikir-pikirnya lagi, Kak Vina pun bisa melakukan itu tantangan tanpa sebab-akibat lainnya.

Kak Vina, langsung memeluk seseorang dari belakang dan ngomong sama seseorang itu.

"Eumm, kamu jangan ninggalin aku lagi, yaa. Aku gak mau tinggal sendirian lagi, aku terlalu takut ditinggalkan sama orang yang aku sayang lagi. Aku sayang banget sama kamu, dan maaf dulu aku telah menyia-nyiakan kamu, dan selalu membuat kamu kecewa sama aku. Maafin sikap aku, yaa. Aku janji gak bakal mengulang kesalahan ini lagi, aku akan jadikan ini sebagai pelajaran yang berharga bagi diriku." Kak Vina memeluk seseorang itu.

****

Akhir dari segala kisah dan cerita kami. Namun, aku tetap tersenyum melihat Kak Vina memeluk dan menyayangi dia, yaitu sahabatku sendiri. Akan tetapi, aku tidak mudah patah semangat, harus tetap bertahan meski terus tersakiti.

"Eumm, yeayy akhirnya Kak Vina bisa juga memeluk seseorang dari belakang," ujarku tersenyum melihat Kak Vina, tetapi menahan tangis juga.

"Terima kasih, yaa kalian semua. Berkat kalian semua, aku jadi bisa mengungkapkan dan memeluk dia dari belakang, hehe." Kak Vina terlihat sangat bahagia. Namun, dia tidak memikirkan perasaanku.

"Sami-sami, kak Vina. Teruslah berkarya, melangkah jauh, dan terus mengembangkan bakat Kakak, ya," Kataku serasa ingin menangis.

"Baik, Sa. Terima kasih juga atas perhatiannya."

****

Setelah sekian akhir dari cerita kita, kamu sudah bahagia bersama orang lain, dan aku pun juga sangat senang mendengarnya. Namun, aku juga tetap hebat dalam menghadapi segala permasalahan, dan tantangan yang diberikan Tuhan.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang