SHIKA

28 3 1
                                    


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada kesamaan nama, tempat, latar, dll.

Selamat membaca dan selamat menikmati cerita ini. Semoga suka dan terima kasih.

•••




"Selamat pagi, dunia yang kejam dan sadis. Aku siap untuk kau siksa hari ini!" seru seorang lelaki sambil membuka jendela kamarnya.

Menghirup dalam-dalam udara pagi yang menyejukkan.

Cowok itu menoleh ke sebelah, sebuah rumah dengan taman asri milik tetangganya, Shika.

Seorang gadis yang sudah sejak kecil ia sukai, hanya saja ini cinta bertepuk sebelah tangan, kau tahu? Haha.

Jam sudah menunjukkan pukul 9:20 saat cowok itu kini sudah bersiap di depan rumah milik seorang gadis yang baru saja kita kenal sebagai Shika.

Tok! Tok! Tok!

"Shika! Shika!"

Brak! Brak! Brak!

Dari sebuah ketukan hingga ketidaksabaran membuatnya menjadi sebuah dobrakan. Begitulah tingkah cowok itu setiap berkunjung. Jangan khawatir, Shika juga hanya sendiri di rumah.

"Ugh, Sakra lo apa-apaan, sih!" sungut seorang gadis sambil membuka pintu, dengan rambut acak-acakan menandakan ia baru bangun tidur.

"Bukannya hari ini lo bilang mau ke toko buku?"

"Memangnya gue ngajak lo?"

"Tapi, 'kan gue mau ikut."

Gadis itu menatap cowok di depannya kesal, kemudian berdecak dan kembali masuk ke rumah. "Bentar, gue siap-siap dulu," ucapnya meninggalkan cowok itu di sana.

Sakra menarik napas, cowok itu sudah bertekad akan mengutarakan isi hatinya hari ini pada Shika.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan Shika dengan gayanya yang cantik dan sederhana, seperti biasa.

Keduanya berjalan hingga halaman depan dan Sakra membukakan pintu mobil untuk gadis itu bak seorang putri.

Shika hanya memutar bola matanya malas, sudah terbiasa dengan sikap Sakra yang seperti ini.

Suasana hening hampir sepanjang perjalanan. Sakra hanya bisa mencuri-curi pandang ke arah Shika yang dinginnya sudah melebihi AC mobilnya sendiri.

Cowok itu mulai ragu, bagaimana jika Shika menolaknya? Akankah hubungan mereka akan tetap seperti ini selamanya?

"Eum, katanya ada ketua klub buku nembak lo, ya?" tanya Sakra basa-basi.

"Hu'um," sahut Shika mengangguk.

"Jadi?"

"Jadi apa?"

"Lo terima?"

"Dia baik, lembut, peduli, pintar, sopan, pengetahuannya juga luas, suka anak-anak, dan gak mudah marah. Dia juga ganteng."

"Ck, terus lo suka gitu sama dia?" decak Sakra mulai kesal.

Shika mengangguk enteng, membuat Sakra menatapnya tak percaya.

"Jadi? Lo pacaran sama dia?!" tanya cowok itu kaget sekaligus tak percaya.

Shika menggeleng. "Enggak," balasnya.

Sakra menghela napas, dia kira dia sudah kalah bahkan sebelum memulai apa-apa.

"Toko bukunya tutup, Ka. Gimana, nih?" tanya Sakra saat mereka sampai di depan toko buku tujuan.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang