Kematian

56 2 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata dari penulis. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, latar, tempat, alur, dan lain lain.

Selamat membaca, selamat menikmati dan semoga suka.
Terima kasih.

***


"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan."

***

KRING!!
Bunyi alarm dengan volume besar yang memekakkan telinga nyatanya tidak mampu membangunkan seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Della ... hey Nak bangun dong, udah pagi ini, emang kamu nggak sekolah?" Suara seorang wanita paruh baya yang tengah menggoyangkan tubuh anaknya.

"Hmm, iya, Ma" ucap Della sambil merapikan rambutnya. "Nenek masih sakit?" lanjutnya kembali dengan nada sendu.

"Kita do'akan saja, semoga nenek lekas sembuh," ucap sang ibu sambil tersenyum, berat rasanya melihat wajah murung sang anak yang biasanya selalu tersenyum.

Neneknya menderita sakit ginjal yang mengakibatkan neneknya terbaring lemah di ranjang tanpa melakukan apapun. Dengan berat hati Della mulai beranjak dari kasur dan mulai membersihkan diri.

•••

Hari Senin, hari yang sibuk untuk para pekerja maupun untuk pelajar. Kini dermaga yang awalnya sunyi sepi mulai berdatangan siswa satu per satu.

Semakin sang surya naik maka semakin banyak pula siswa-siswi mulai berdatangan dengan setelan seragam mereka.

Murid-murid SMA MUHAMMADIYAH itu berangkat ke sekolah dengan menggunakan kendaraan laut, menyeberang ke kampung sebelah. Di desa itu tidak memiliki sekolah SMA jadi sebagian besar pelajaran melanjutkan sekolah ke kampung sebelah. Walaupun begitu sekolah telah menyediakan kendaraan untuk siswa-siswi yang tinggal dari desa ini.

Sesampainya mereka di kampung sebelah, mereka harus berjalan selama 15 menit agar sampai ke sekolah.

Selama perjalanan Della terlihat murung. Sesampainya mereka di sekolah, para murid mulai berbaris untuk melaksanakan kegiatan yang dilakukan di setiap sekolah yang dilaksanakan pada hari Senin, yakni upacara bendera.

Kali ini kelas 10 IPA yang bertugas dalam upacara bendera kali ini, yaitu kelas Della yang bertugas, awalnya semua berjalan sesuai rencana, aman, dan damai. Hingga ....

"Nih ...," ucap Aldo—ketua kelas—sambil menyerahkan sebuah map. Della menatap bingung map tersebut.

"Yang bertugas buat jadi MC terlambat," lanjutnya sambil menghela napas panjang sebelum ia kembali berucap.

"Jadi kamu yang sementara gantiin."

"Siapa?"

"Vega. Ayolah, sebelum kelas kita dihukum," potongnya cepat.

"Oke." Mendengar jawaban itu, dengan senyum yang mengembang sempurna.

"Selamat berjuang!" Sambil berlalu setelah menyerahkan map tersebut. Dengan amat terpaksa Della mulai berjalan sambil mulai membuka map tersebut, semakin ia membacanya semakin berat napasnya, tangannya terkepal erat.

'Vega, berterima kasihlah kepadaku,' batinnya sambil menghela napas entah untuk keberapa kalinya. Sebelum ia memaksakan senyum sambil mulai membuka map itu lagi.

•••

"Upacara hari Senin tanggal 20 Juni 2022 akan segera dimulai." Suaranya yang lantang mulai memecahkan kesunyian yang tercipta.

Selama upacara berlangsung tak henti-hentinya Della menggerutu. Bagaimana tidak, orang yang bertugas menjadi MC malah enak-enakan duduk di depan gerbang sekolah menatapnya tanpa rasa bersalah sambil cengengesan tak jelas, ditambah perutnya sedari tadi terus berbunyi lantaran belum diisi apa pun dari rumah, dan tenggorokannya mulai perih dikarenakan upacara diadakan tanpa menggunakan pengeras suara.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang