Gadis Hebat

80 3 0
                                    


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada kesamaan nama, tempat, latar, dll.

Selamat membaca dan selamat menikmati cerita ini. Semoga suka dan terima kasih.

•••



"Aku lelah sekali Ya Tuhan," ucap seorang gadis yang bernama Quenca Anastasya Smith. 'Smith' dari kata ini kita sudah tahu bahwa ia adalah seorang anak pengusaha. Ya, itu memang benar ia anak dari seorang pengusaha. Usianya hampir mencapai 17 tahun.

Namun, mengapa ia mencari pekerjaan, sedangkan ia adalah anak seorang pengusaha? Ia bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri, karena uang jajan atau uang yang diberikan oleh ayah untuknya diambil oleh ibu dan kakak tirinya. Ia tidak disukai oleh ayah, ibu tiri, dan juga kakak tirinya. Ayahnya tidak suka karena kesalahpahaman atas kematian istrinya yang juga ibu kandungku. Ia sedang susah payah mencari pekerjaan, tetapi tak ada satu pun tempat yang bisa ia tempati untuk bekerja.

Akhirnya ia pun melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda karena beristirahat tadi.

Pada saat perjalanannya, ia melihat ada sebuah toko kue yang berada di seberang sana. Ia berniat untuk datang ke sana, karena banyak yang berkerumun di sana.

"Maaf, permisi boleh berikan saya cela sedikit? Saya hanya ingin melihat apa yang terjadi di depan sana," ucapnya dengan sopan kepada seorang wanita.

"Ah, iya boleh. Silahkan," jawab wanita tersebut. Akhirnya ia pun dapat melihat apa yang terjadi di depan sana. Ternyata, ada seorang lelaki berparas tampan sedang mengobrol dengan Manager toko kue tersebut.

"Huh, kupikir ada apa. Ternyata ... ah, sudahlah mending aku pergi dan mencari pekerjaan."

Akhirnya, ia pun pergi meninggalkan tempat itu. Namun, tanpa ia sadari sosok pria tampan itu memperhatikannya.

"Aku harus pergi ke mana lagi? Sudah banyak tempat yang kukunjungi, tapi tak ada yang mau menerimaku," ucapnya dengan nada yang sudah lelah.

Ia pun duduk dan memesan minuman di sebuah kafe. "Ini minumnya, Kak," ucap seorang pelayan di kafe tersebut.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Saat ingin meminum minuman tersebut, ada yang memegang bahuku. Aku pun terkejut dan berbalik ke belakang.

"Selamat siang, Nona," ucap seorang pria tampan yang kutemui di toko kue beberapa menit yang lalu.

"A-a iya, selamat siang juga," ucapku dengan nada gugup.

"Hahaha, mengapa kau begitu gugup, Nona? Saya ke mari hanya ingin mengajakmu berbisnis."

'Ha berbisnis? Yang benar saja. Aku saja tidak mengenalnya, dan aku saja belum bekerja,' batinku.

"Hei," ucapnya sambil melambai-lambaikan tangannya di hadapanku.

"Ah, iya ada apa?" Ia pun duduk di kursi dan meminum minumanku. Aku pun terkejut.

"Heh, kau! Kau meminum bekas minumku, Tuan. Apa kau tidak geli?" ucapku dengan nada bingung. Ya, tentu saja bingung. Bagaimana bisa seorang pengusaha meminum minuman bekas orang.

"Bekasmu? Kau bahkan belum meminumnya," ucapnya yang membuatku termenung.

"Ah, iya ya, 'kan tadi sempat tertunda saat aku ingin meminumnya," gumamku sambil merutuki diri sendiri.

Dia pun hanya terkekeh pelan. "Duduklah," ucapnya mempersilakanku untuk duduk. Aku pun duduk.

"Aku hanya ingin bilang padamu untuk berbisnis, atau bekerja di kantorku sebagai sekretarisku. Dilihat dari pakaianmu, kelihatannya ingin melamar kerja, bukan?"

"Iya, aku memang ingin melamar kerja, tapi--"

"Tapi, kau belum menemukannya," ucapku terpotong olehnya, dan aku hanya menggangguk saja.

"Pertama-tama, perkenalkan nama saya Devano Askien Aldebaran. Ingin mengajakmu untuk bekerja di kantor saya dengan jabatan sebagai sekretaris saya. Bagaimana apakah anda setuju, Nona?"

Aku yang tadinya diam mencermati setiap kata-katanya langsung terkejut bukan main. Karena yang duduk di hadapanku adalah seorang pengusaha sukses.

"A-a-aku, aku--"

"Jika kau tidak mau juga tidak apa-apa, saya tidak memaksa Anda." Lagi dan lagi dia menyela perkataanku.

"Bukan begitu, Tuan. Saya ingin bekerja di tempat Tuan, tapi apakah Tuan yakin? Saya saja belum berpengalaman bekerja," ucapku.

"Itu tidak masalah bagiku, saya juga lagi mencari sekretaris baru," ucapnya yang membuatku gembira.

"Benarkah? Kalo begitu saya ak--"

"Besok pagi jam tujuh tepat Anda sudah harus berada di kantor Devano's Group untuk peresmian pemasukan anggota baru. Dengan syarat kau harus membawa berkas-berkas yang penting, dan juga gunakan pakaian yang rapi. Saya permisi," ucapnya dengan tegas dan berlalu dengan diikuti kedua bodyguard-nya.

Kesal, sekaligus senang. Itu perasaan yang kurasakan sekarang. Kesalnya, yaitu pria itu selalu saja menyela perkataan seseorang. Dan senangnya, yaitu aku bisa mendapatkan pekerjaan.

***

Di dalam sebuah mobil ....

"Quenca Anastasya Smith, nama yang sempat kulirik di map yang ia bawa tadi. Nama yang indah seperti orangnya," gumam seorang pria dengan senyuman tipis terukir.

Sementara itu, di dalam taksi.

"Terima kasih, Tuhan, Engkau telah memberiku jalan keluar. Kuharap di hari pertama bekerja nanti, aku tidak melakukan kesalahan apa pun," gumam seorang gadis dengan penuh semangat. Untuk mengawali hari, yaitu hari di mana ia akan merasakan kegiatan berbeda. Yang dilakukan pada satu hari, yaitu bekerja dan sekolah.

Sabtu, 09 April 2022

Nama : Caca
Jumkat : 713

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang