1️⃣3️⃣ Respon Orang Tua Mereka

705 120 29
                                    

"Ngapain kita ke rumah lo?" Pertanyaan Clara sejak tadi belum dijawab oleh Naja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain kita ke rumah lo?" Pertanyaan Clara sejak tadi belum dijawab oleh Naja.

Mereka berdua sedang melakukan perjalanan menuju rumah Naja. Bukan Dimas lagi yang mengantarkannya, tetapi sopir pribadi Naja yang menemani mereka. Rencana ini hanya dipikirkan oleh Naja sendiri tanpa diketahui oleh siapa pun.

"Di rumah gue lebih asyik mainnya," jawab Naja santai.

"Maksud lo?" Clara sangat tidak memahami jawaban dari Naja.

"Orang-orang yang bersiap dengan kameranya sedang ada di sekeliling rumah gue. Kesempatan dong ini namanya," jelas Naja.

Tangan Clara menepuk keningnya. Rencana apa lagi yang sedang dipikirkan lelaki itu?

Padahal malam hari adalah waktunya untuk beristirahat, bukan malah melemparkan umpan kepada orang-orang seperti 'itu'. Clara tidak habis pikir dengan pekerjaan mereka, tetapi siapa sangka kalau pekerjaan mempunyai sesuatu tersendiri untuk dilakukan. Sebab memang itulah kenyataannya.

"Nanti lo pura-pura seolah-olah enggak tau keberadaan orang-orang itu," tutur Naja.

"Emangnya lo tau dimana aja mereka?" tanya Clara.

"Sekitar kurang lebih sepuluh, kalau enggak salah," jawab Naja.

"Heh, gila!" tanggap Clara.

Ah, Clara juga baru ingat bahwa media infotainment tidak hanya ada satu atau dua saja. Pantas saja selama ini Clara merasa rumahnya sedang dikepung. Ternyata orang-orang 'itu' yang menjadi alasan ketidaknyamanannya.

"Sedikit kali itu, Ra," terang Naja.

"I-iya, sih. Gue jarang memperhatikan hal itu dan kenyataannya memang jumlahnya lebih dari itu," tambah Clara.

Kurang sebentar lagi mereka sampai di depan rumah Naja. Dari penjelasan Naja, meskipun rumahnya mempunyai gerbang yang menjulang tinggi. Orang-orang itu mempunyai banyakcara untuk menerobos ke depan rumahnya. Entah memanjat atau dengan ilmu hitamnya.

"Terkadang satpam gue sedikit berakting gitu," jelas Naja.

"Loh, kok bisa?" Clara terkekeh membayangkannya.

"Iya, gitu. Satpam gue pura-pura mau membukakan gerbang karena mereka pada menyogok. Tapi sama satpam gue enggak menerima uang dari mereka dan bersedia memasukkan mereka. Hanya beberapa sih enggak semuanya," terang Naja.

"Itu sesuai perintah lo 'kan?" tanya Clara penasaran.

"Iya, lah. Terkadang gue juga pura-pura ngapain aja gitu. Biar tetap kelihatan mempunyai aktivitas yang baik," ungkap Naja malu-malu.

"Dasar pencitraan!" seru Clara.

Dari cerita Naja, secara tidak sadar bahwa Clara mengetahui apa saja dibalik pemikiran artis dan sesuatu yang dilakukannya bukanlah murni. Clara dapat belajar dari hal itu kalau pada dasarnya manusia selalu terlihat baik di depan orang lain dan tidak peduli apa jabatannya. Bukan hanya artis saja yang melakukan hal itu, orang biasa seperti dirinya pun kerap melakukannya.

Be Mine 🎶 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang