3️⃣3️⃣ Percakapan Dini Hari

387 79 93
                                    

"Naja, lo gila ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naja, lo gila ya. terus gue bilang sama beliau gimana? Sekarang lo lagi di mana?"

Klik.

Naja langsung memutuskan panggilan telepon dengan Dimas. Ia mengatakan kepada sang manager bahwa member HusBand sedang diajak ke luar kota untuk refreshing. Naja menyuruh lelaki itu untuk menyampaikan kepada CEO agensi secara langsung. Sebagai perwakilan band-nya, Naja mengatakan tidak perlu khawatir dengan keadaan dirinya dan teman-temannya karena mereka tidak terlalu lama mengambil libur. Hanya tiga hari saja.

Mata Naja melihat Ajun yang sekarang sudah tertidur pulas. Ia sendiri tidak bisa memejamkan matanya dan memutuskan untuk keluar kamar. Naja duduk di kursi ruang tengah dengan cahaya remang-remang dari lampu kecil yang sengaja dinyalakan.

'Ceklek!'

Pintu kamar Clara terbuka. Gadis itu keluar dari kamarnya sambil membawa ponsel. Kakinya melangkah ke dapur dan menyalakan lampunya. Ia tidak sadar ada seseorang yang sedang duduk melihatnya di ruang tengah. Hanya saja Clara sedikit merinding seperti ada sesuatu yang memperhatikannya.

Perlahan ia memutar kepalanya dan melihat seseorang duduk menghadap dapur. Setelah mengambil air minum dari kulkas, Clara menyalakan tombol lampu ruang tengah. Ia menghela napas lega saat melihat Naja menutup matanya karena silauan cahaya lampu.

"Gue kira setan tadi," celetuk Clara.

"Katanya tadi mau tidur? Apa gue udah mengganggu tidur lo?" tanya Naja.

Clara menggeleng pelan. Ia menghampiri Naja dan duduk di kursi sebelahnya sembari menyeruput minuman yang diambilnya tadi. Dirinya tidak bisa tidur lagi walaupun rasanya seperti mengantuk. Waktu tidurnya telah diganggu sehingga membuatnya kesulitanuntuk tidur kembali.

"Tadi bisa tidur sebentar doang. Terus tiba-tiba bangun dan engak bisa tidur lagi," jelas Clara. "Lo sendiri enggak tidur?"

"Enggak bisa tidur aja," jawab Naja.

"Besok gue mau bawa mereka ke tempat yang enggak ada orang tau," kata Naja.

"Lo udah bilang ke Kak Dimas?" timpal Clara.

"Barusan aja," jawab Naja sembari mengangkat ponselnya sebentar.

Clara menghela napas panjang. Seharusnya ia memaksakan untuk tidur karena sekarang dirinya memikirkan sesuatu yang tidak diminta. Entah kenapa Clara langsung berpikir untuk membantu masalah Naja dan teman-temannya. Secara tidak langsung ia mencampuri urusan mereka padahal sebenarnya dirinya tak mau terjerumus ke hal-hal yang rumit lagi.

"Kayaknya nanti gue yang bakal ditelepon dia," celetuk Clara.

"Pasti," sahut Naja.

"Terus kalian mau pergi ke mana?" tanya Clara.

"Luar kota mungkin," jawab Naja santai.

"Itu bukan ide yang bagus," protes Clara.

Mata mereka saling bertemu. Tatapan antara kesal dan pasrah dari keduanya membuat keduanya terdiam. Naja sendiri bingung harus melakukan apa lagi untuk melindungi teman-temannya. Sejujurnya ia sangat lelah dengan masalah yang datang silih bergantian. Naja telah berjanji untuk membersihkan nama band-nya sebelum rencana tersembunyi keluar dari mulutnya.

Be Mine 🎶 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang