"Ra, kalau gini sih gue juga mau nikah sama lo sekarang," canda Revan.
Naja merangkul Revan dari belakang dengan tatapan tajam, tetapi senyuman di wajahnya terlihat terpaksa. Menyadari tingkah dari temannya itu membuat Revan menjelaskan kalau dirinya hanya bercanda.
Clara tertawa kecil melihatnya. Ia segera menyiapkan tempat untuk Ajun beristirahat. Berbeda dari rumah yang biasanya, di tempat ini hanya ada dua kamar tidur. Namun, luasnya mencapai dua kali lipat dari kamarnya yang sekarang.
"Ini makanan dan camilan buat kalian selama tiga hari ke depan," kata Clara sambil menaruh tas plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Thank's you so much," ucap Naja tulus.
Jari telunjuk dan ibu jarinya ditempelkan mengisyaratkan tanda OK. Clara berjalan ke arah dapur untuk mengecek barang-barang yang belum pernah dipakai, tetapi sudah ada beberapa bulan lalu. Ia berharap benda tersebut tidak rusak sebelum digunakan.
"Naja, apa kita enggak memeriksakan Ajun?" tanya Raja menghampiri Naja.
Pertanyaan itu terdengar oleh Clara dan Inez yang sedang memasukkan sayuran ke dalam kulkas. Mereka saling memandang seakan mengirimkan sinyal di antaranya. Kemudian, keduanya beranjak dan ikut berkumpul dengan Naja dan Raja.
"Daripada sakit yang dirasakan Ajun, dia lebih kelihatan masih shock," tambah Raja.
"Tapi, lebih baik kita panggil dokter aja dulu. Takut ada luka dalam yang enggak kelihatan," sela Inez.
"Iya, itu benar banget," sambung Clara.
Mereka berempat diam sejenak sembari berpikir. Tidak ada cara lain selain memanggil dokter ke rumah itu. Begitu juga memilih dokter yang bukan sembarang orang. Maksudnya lebih ke orang yang bisa dipercaya untuk menyembunyikan keadaannya sekarang.
Member HusBand sendiri sebenarnya mempunyai dokter pribadi dibawa naungan agensi. Tidak mungkin mereka menggunakan dokter itu untuk menyembuhkan luka Ajun. Percuma saja kalau mereka bersembunyi di tempat yang tak dijangkau orang kalau tetap menemui petugas dari agensi.
"Nez, papa lo punya dokter pribadi enggak?" tanya Clara.
"Ada, sih. Cuma gue takut bilang ke papa buat minta nomornya," terang Inez.
Clara mengangguk mengerti. Ia mengetahui kalau urusan dengan papa Inez tidak bisa selesai dalam satu hari saja. Bisa lebih panjang lagi kalau pria paruh baya itu masih mengintrogasi putrinya. Berarti cara itu harus benar-benar dihindari.
"Kalau gue ada. Cuma nanti dokternya bilang ke papa atau mama," celetuk Clara.
Orang tua Clara sudah menyiapkan dokter pribadi untuk putrinya. Namun, Clara selalu menolak untuk diperiksa karena ia tidak suka minum obat. Bau rumah sakit aja bisa membuat dirinya pusing. Sepertinya Clara tidak ditakdirkan menjadi dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine 🎶 [TAMAT]
Fanfiction[Jaemin x Winter] Rank 🏅 Rank 1 #jaemin [20-05.2022] Rank 1 #winter [20-05-2022] Rank 2 #winter [23-05-2022] Rank 1 #band [06-08-2022] Bisa duduk sebangku dengan salah satu member HusBand adalah keinginan para siswi. Namun, tidak untuk Clara. Di ta...