"Sebenarnya aku dari dulu enggak pernah suka sama Naja, Kak."
Entah dusta atau tidak, Clara memberikan jawaban yang menurutnya lebih baik. Ia sendiri masih bingung dengan perasaannya sendiri terhadap Naja. Dirinya tak mau mengambil kesimpulan yang benar-benar belum jelas dari hatinya sendiri.
Di pikiran Clara hanyalah ingin membantu Naja untuk menangani masalah ini. Ia tidak mendahulukan perasaannya yang masih ambigu. Asalkan dirinya tetap berada di samping lelaki itu. Cara satu-satunya, ia harus bilang kalau dirinya memang tidak menyukai Naja.
"Beneran? Kalian hampir tiga tahun selalu bersama loh," cecar Dimas.
"Selama ini aku tidak pernah menganggap Naja itu ada. Toh, meski satu bangku juga, aku dan dia jarang ... Ah, bukan tapi lebih ke hampir enggak pernah bicara," ungkap Clara sesuai faktanya.
"Selalu bersama bukan berarti bisa suka loh, Kak," tambah Clara.
Ya, itulah yang ada di pikiran Clara sekarang. Ia sendiri bingung dengan perasaannya kepada Naja. Padahal sebelumnya dirinya tidak pernah merasakan sesuatu di dalam hatinya. Maka dari itu, Clara tak berani mengungkapkan rasa untuk Naja. Setidaknya itu pilihan yang lebih baik untuk lelaki itu. Perasaan bukanlah hal yang utama sekarang.
"Kalau sekarang?" tanya Dimas.
"Enggak, Kak," tegas Clara. "Udah, ah ... Tanyanya itu mulu dari tadi." Clara tidak suka dengan orang bertanya berulang kali padahal jawabannya sudah jelas.
Dalam hati Clara, ia hanya ingin membantu masalah Naja. Memang hubungan selama tiga bulan itu bukanlah sesuatu yang lama. Oleh karena itu, Clara berani bertahan sampai sekarang dengan dorongan lelaki itu dari belakangnya. Di dalam hatinya telah tertancap kata "terlanjur' sejak awal, sehingga ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memasuki dunia baru. Namun, ekspektasinya tidak sesuai dengan realita saat ini.
Hidup Clara dipaksa untuk merasakan kesulitan padahal sebelumnya tidak ada kaitannya dengan dirinya. Hingga akhirnya ia sudah terbiasa dengan hal itu dan bersedia melakukan apa saja. Kalau Clara mengakui perasaannya yang belum jelas itu, ia takut dan tidak sanggup harus membuat batasan untuk dirinya dan Naja.
Alasan CLara tidak mau melepaskan Naja adalah karena lelaki itu sendirian. Sama halnya dengan dirinya yang jauh dari orang tua. Meskipun memiliki teman lebih dari satu, itu pun hanya membantu sedikit suara dari keheningan. Beban yang dipikul Clara tidak sebanding dengan Naja yang menjadi tumpu untuk membernya.
"Oke, Ra. Pokoknya jangan sampai ada rasa suka atau cinta di antara kalian," kata Dimas memperingatkan.
Clara mendengus kesal, "Oke,fine. Aku anggap itu sebuah permintaan."
"Apa aku juga boleh melakukan hal yang sama kepada Kak Dimas?" tanya CLara.
"Kamu mau buat sebuah permintaan juga buat aku?" tanya balik Dimas sembari menunjuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine 🎶 [TAMAT]
Fanfiction[Jaemin x Winter] Rank 🏅 Rank 1 #jaemin [20-05.2022] Rank 1 #winter [20-05-2022] Rank 2 #winter [23-05-2022] Rank 1 #band [06-08-2022] Bisa duduk sebangku dengan salah satu member HusBand adalah keinginan para siswi. Namun, tidak untuk Clara. Di ta...