3️⃣0️⃣ Soal Perasaan

477 79 58
                                    

"Satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu ... Dua ... Tiga!"

Clara sengaja tidak mengeluarkan suaranya ketika Inez menyebut nama seseorang. Padahal dirinya sudah mengira dari awal, tetapi tetap saja terkejut mendengarnya. Pantas saja keduanya terlihat malu-malu saat bertemu sedangkan mereka saling suka secara diam-diam.

"Raja," ucap Inez.

Hening.

Satu detik. Dua detik. Baru suara tawa Clara memecahkan keheningan.

"Hahaha ... Udah bisa gue tebak. Wah, sepertinya gue bakat jadi peramal," ledek Clara.

"Ah, Clara! Gue jadi malu sekarang," rajuk Inez.

"Hahaha ... Santai aja lah sama gue," ucap Clara di sela-sela tawanya.

"Eh, tapi tadi gue enggak dengar lo nyebut nama cowok. Lo sengaja diam ya tadi?" Inez semakin meraung karena terlanjur terbongkar salah satu rahasianya.

"Tapi emang enggak ada cowok yang gue suka sekarang, Nez," terang Clara yang sedikit ragu dengan hatinya sendiri.

Clara tidak mau menyatakan bahwa dirinya sedang menyukai seseorang tanpa ada buktinya sendiri. Dirinya juga bingung apa yang bisa ditunjukkan sebagai tanda suka pada laki-laki. Namun, ia hanya merasakan detak jantung ketika berada di samping Naja. Ia tak bisa mengatakan kalau sebenarnya tertarik dengan lelaki itu hanya karena jantungnya berdetak cepat.

"Masa sih, Ra? Gue enggak percaya," protes Inez. "Ayo, lah ... Siapa yang udah berhasil buat jantung lo berdetak kencang."

Deg.

"Kalau itu emang ada, Nez." Batin Clara dalam hati.

"Pastinya ada 'kan?" pancing Inez.

Kali ini Clara yang menjadi sasaran dari sahabatnya sendiri. Sebenarnya ia juga ingin bercerita kepada Inez, tetapi ia takut akan menyesali pada akhirnya. Dirinya tidak pandai dengan persoalan perasaan apalagi tentang cinta. Clara khawatir jika ia bercerita nantinya akan menjauh dengan seseorang itu. Sebab dirinya pernah merasakannya.

"Kalau gue bilang ada cowok yang menyatakan perasaannya. Lo udah enggak kaget 'kan?" tanya Clara ragu-ragu.

"Itu sih udah biasa, Ra," jawab Inez.

"Tapi kali ini dia udah bikin gue nyaman di dekatnya," ucap Clara pelan, tetapi masih terdengar di telinga Inez.

Nyaman. Memang itu yang dirasakan Clara ketika berada di dekat Naja. Selain membuat jantungnya berdetak dengan cepat, lelaki itu seperti pelindung bagi Clara. Berawal dari kesalahan yang tidak sengaja, tetapi dari pernyataannya sungguhan. Naja tak main-main dengan tindakannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan kejadian itu, Naja berusaha di sampingnya untuk melindungi Clara. Cara sederhana itu tidak membuat Clara merasa canggung. Hanya saja sempat menghadirkan emosinya hingga sulit dikontrol.

Be Mine 🎶 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang