4️⃣9️⃣ Terima Kasih

294 54 0
                                    

"Mau kopi?" tawar Naja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kopi?" tawar Naja.

Clara menoleh ke belakang mencari sumber suara. Naja datang membawa secangkir kopi hitam untuk dirinya sendiri. Dua  insan itu duduk di ayunan yang ada di halaman samping rumah Naja. Melihat langit malam serta bintang-bintar yang bersinar terang setelah turunnya hujan sore tadi.

"Gayanya nawarin orang. Nyatanya cuma bawa satu," celetuk Clara.

"Ya 'kan enggak salah kalau gue nawarin. Kalau emang lo mau bisa buat sendiri di dapur," balas Naja.

Kepala Clara menggeleng-geleng. Ia kembali melihat langit malam dengan bintang yang gemerlapan. Kedua tangannya dilipat di depan dadanya. Lelaki yang ada di sampingnya juga mengikuti apa yang sedang dilakukan dirinya. Masih belum ada interaksi di antara mereka lagi.

Keduanya hanyut dalam kehangatan malam masing-masing. Clara merogoh celana dan mengambil ponselnya untuk mengabadikan cantiknya langit malam. Sesekali Naja menyeruput kopi hitam yang telah dibuatnya sendiri. Momen sederhana ini tidak akan dilupakan mereka berdua.

"Suka banget sama foto?" tanya Naja melihat Clara tersenyum mengecek hasil fotonya.

"Kalau itu menurutku cantik pasti aku potret," jawab Clara.

Tiba-tiba Naja menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangannya. Clara yang melihatnya dibuat terpukau dengan paras tampannya. Ternyata Naja melakukan hal itu ada maksud lain hingga membuat Clara geleng-geleng.

"Potret gue dong! Udah ganteng gini," ucap Naja percaya diri.

Clara mengibaskan tangannya. Seolah-olah ia tidak peduli dengan apa yang dilakukan Naja. Padahal sebenarnya ada kecepatan detak jantung yang melewati batas normal. Kalau bukan karena gengsi, Clara sudah memberanikan diri untuk berfoto-foto bersama Naja.

"Padahal foto gue kalau di album mahal, loh. Belum tentu juga lo beli satu dan langsung dapatin foto itu," terang Naja.

Apa yang dikatakan lelaki tentang albumnya memang benar. Setiap album memiliki komponen utama yang tidak terpisahkan. Ada photobook, photocard, dan poster. Terkadang agensi juga mengeluarkan pilihan versinya. Photocard sendiri di setiap album dipilih secara random. Tidak bisa memilih sesuai siapa yang kita inginkan. Dalam hal itu lah yang membuat orang-orang tidak bisa hanya membeli satu buah album saja.

"Agensi main marketingnya oke banget. Jadi pengen buat agensi sendiri," celetuk Clara bercanda.

"Kalau gitu kita bareng-bareng aja mendirikan agensi sendiri," sahut Naja.

"Boleh, tuh. Buat bareng-bareng terus bersaing juga. Mantap banget enggak tuh," tambah Clara.

"Bukan itu yang gue maksud. Kita berdua mendirikan agensi bersama dan dikelolah bareng-bareng," jelas Naja seolah menerangkan kepada Clara secara lebih detail.

Dengan pemikiran Naja seperti itu membuat Clara memikirkan sesuatu yang berlebihan. Tidak ada yang menjelaskan bahwa yang dimaksud Naja adalah mereka menjadi sepasang kekasih nantinya. Namun, hanya itulah yang bisa ditangkap Naja seolah-olah mereka sedang merencanakan masa depan.

Be Mine 🎶 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang