4️⃣5️⃣ Pergi ke Rumah Sakit

339 61 29
                                    

Mata Clara sejak tadi tidak lepas pandang dari jam dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Clara sejak tadi tidak lepas pandang dari jam dinding. Ia sedang menunggu waktu yang sudah dijanjikan oleh mamanya Naja. Dirinya sudah siap padahal waktunya masih kurang setengah jam. Ia sudah tidak sabar lagi bertemu dengan empat lelaki itu.

Drrrt ....

Ponsel Clara bergetar. Ia sangat bersemangat mengangkatnya dan mengira Tante Rosy yang menelepon. Sayangnya, perkiraan itu tidak sesuai dengan yang dipikirkan. Meskipun begitu, Clara tetap menerima panggilan dari sahabatnya, yaitu Inez.

"Halo, Nez."

"Udah berangkat?" Pertanyaan Inez bukan seperti sedang bertanya melainkan seperti meledek.

"Belum," jawab Clara singkat.

"Katanya jam berapa?" tanya Inez.

"Setengah delapan," jawab Clara malas.

"Tungguin sebentar. Masih jam tujuh lebih seperempat juga. Tau sendiri 'kan orang indonesia itu kebanyakan punya jam karet. Spesies yang datang lebih awal dari jam yang ditentukan itu jarang ada," tutur Inez yang kurang lebih tidak salah.

"Hmmm ... Iya-iya. Ini gue udah siap biar nanti tante enggak lama-lama nunggu," cecar Clara.

Terdengar suara Inez sedang terkekeh.

"Ya udah, deh. Pokoknya nanti kalau udah nyampe, jangan lupa kabari gue!" pinta Inez.

"Oke-oke. Siap."

Clara pun menutup panggilan tersebut. Ia kembali melihat arah jarum panjang jam yang sudah mendekati angka enam. Ponsel yang sebelumnya di tangan kini ia masukkan ke dalam tasnya. Clara beranjak dari tempat lalu mengecek dari balik tirai jendela.

Namun, yang sedang ditungunya belum datang juga. Ia berniat kembali duduk di sofa, tetapi niat itu seketika dibatalkan. Telinganya mendengar suara klakson mobil yang sejak tadi dinanti. Clara bergegas mengecek kembali dan mendapatkan lambaian tangan dari wanita paruh baya di dalam mobil.

Tanpa berpikir panjang lagi. Clara bergegas menghampiri mobil tersebut dan masuk ke dalam. Duduk bersama Tante Rosy dikursi baris ke dua. Ia juga menjabat tangan wanita paruh baya itu saat bertemu.

"Rumah kamu udah dikunci semua?" tanya Tante Rosy memastikan sambil melihat arah rumah Clara.

"Sudah semua, Tante," jawab Clara sopan.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan sopir pribadinya mama Naja. Mereka berdua saling berbincang-bincang satu sama lain sembari menikmati dinginnya malam. Beberapa mobil berlalu lalang dengan tenang.

Musim kemarau sudah mulai berganti dinginnya karena hujan. Hampir setiap hari air turun deras dari gelapnya langit mendung. Jika pagi lebih hangat, maka malam mulai menyejukkan. Seperti sekarang, satu per satu tetesan air hujan jatuh ke bumi.

"Tante kira kalian pacaran beneran loh," celetuk Tante Rosy tiba-tiba.

"Ah, tante ... Kita cuma tersandung masalah waktu itu. Terus jatuh tuh masuk air jadinya sekalian aja berenang," canda Clara membuat mama Naja ikut tertawa.

Be Mine 🎶 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang