"Mau kemana"
Lita yang berusan turun dari tangga langsung berhenti mendengar suara Johan.
"Mau pergi ke tempat Yangyang"
"Barengan aja kalau gitu"
Lita mengernyit bingung. Tumben sekali. Tetapi kemudian wanita itu menghela nafas. Jika begini dia mana sempat bertemu dengan Fahri usai pulang dari tempat Yangyang.
Tak lama Johan turun. Lita berjalan mengikut dibelakangnya. Selama di dalam mobil keduanya tak saling mengobrol. Lita sibuk mengabari Yangyang jika mereka akan datang berkunjung tapi anak tunggalnya itu masih belum memberikan balasan apapun.
"Jangan diganti"kata Johan saat tangan Lita terulur untuk mengganti lagu yang terputar di mobil.
Lita membuang nafas dan memasang airpod ketelinganya. Lagu yang terputar di mobil sekarang sangat bukan seleranya. Kurang lebih lima belas menit mereka berdua saling berdiam diri dan hanya di temani oleh lagu-lagu dari playlist Johan. Mobil hitam milik pria itu akhirnya masuk ke area basement apartment.
Lita keluar lebih dulu lalu disusul Johan. Sebelum benar-benar masuk ke dalam gedung Lita sempat melirik ke arah gedung susun kosan di depan apartment Yangyang. Namanya terasa familiar dan matanya langsung melebar begitu menyadari jika itu adalah kosan yang sama yang Fahri sempat beritahukan padanya. Kenapa dia baru sadar sekarang. Astaga.
"Heii. Ngeliatin apaan sih. Ayo cepetan"
Lita memutar matanya sebal dan berjalan mengikuti Johan masuk ke dalam lift. Johan menekan angka sembilan. Mereka juga tidak mengobrol apapun sampai keduanya keluar dari dalam lift.
Johan menekan bel apartment Yangyang berkali-kali tapi tak mendapatkan respon apapun dari dalam. Lita yang awalnya sudah sebal meminta Johan yang tak sabaran untuk berhenti menekan bel.
"Kamu udah ngabarin Yangyang gak sih?! Ini kenapa anaknya gak keluar-keluar?"
"Aku udah bilang tapi gak dibales. Aku telfon juga gak diangkat. Siapa tau aja dia ketiduran atau lagi pergi diluar. Kamu minggir deh biar Aku yang nyobain buka pintunya"
"Emang tau sandinya apa"
"Ya makannya ini mau dicobain dulu"
Lita memasukan sandi apartment dengan tanggal kelahiran Yangyang tapi tidak berhasil. Lalu mencobanya dengan tanggal ulang tahunnya dan Johan juga tetap tidak berhasil. Percobaan ketiga Lita memasukkan gabungan angka dan kali ini berhasil. Pintu apartment Yangyang terbuka.
Ting!
"Apa sandinya?"tanya Johan penasaran.
"Tanggal pernikahan Kita"balas Lita lalu masuk ke dalam dengan di ikuti Johan. Lita menyalakan lampu dan dibuat menggelengkan kepala melihat isi apartment Yangyang yang berantakan. Johan berdecak, ia sudah menduga karena sejak kapan Yangyang bisa bersih-bersih sendiri.
"Yangyang.. Nak.."Lita berjalan pergi ke kamar sedangkan Johan memeriksa ruangan satu persatu. Di dapur tak kalah berantakannya dari ruang tengah. Ada piring bekas maka yang belum dicuci serta plastik sampah yang sudah penuh.
"Yangyang! Bangunn. Ini udah jam sebelas siang heii!!"Seru Lita lalu menarik selimut Yangyang.
"Mum apaan sih. Aku ngantuk ah"
"Udah jam segini masih aja tidur. Bangunn. Diluar ada Papi tuh"
"Hah? Kalian datengnya barengan?"
tanya Yangyang kaget. Lita mengangguk."Tumben banget.."Yangyang akhirnya bangun tapi masih belum beranjak dari tempat tidurnya.
"Itu sampah kapan? Kenapa belum di buang?"tanya Johan yang membuka pintu kamar Yangyang. Lita menatap Yangyang dan menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS] MAMA GULA✔
FanfictionMark, Jeno, dan Lucas tiga orang mahasiswa rantau yang jadi sugar babynya Mama Gula. Gimana mereka bertiga nutupin pekerjaan itu dari pacar mereka masing-masing?