Ini pertama kalinya setelah sekian lama Jeno kembali menginjakan kakinya di sekolah. Ia berada di sekolah SMP Internasional di mana Adam bersekolah. Jeno datang menemani Laras dan hari ini mereka akan mengajukan aduan ke komite sekolah tentang masalah Adam terakhir kali. Laras sudah mengantongi bukti berupa cctv yang ada di depan toko tempat di mana anak-anak itu membully Adam.
Saat masuk ruang BK Laras melihat beberapa anak yang meliriknya takut-takut. Sementara para orang tua mereka yang juga turut hadir menatap sinis ke arah Laras. Wanita itu mengabaikan tatapan tak mengenakan itu dan mengambil duduk disebelah anak tunggalnya.
Laras menunjukan bukti video rekaman cctv yang mereka dapatkan dan Jeno yang memberikan kesaksiannya. Anak-anak tadi beserta orang tua mereka tak lagi bisa mengelak begitu selesai melihat bukti yang Laras tunjukan.
"Jadi apa benar rokok yang waktu itu Ibu Sirah temukan di tas kamu juga punya mereka?"
Adam tak langsung menjawab dan menoleh sekilas ke arah kakak kelasnya. Jeno menepuk pelan bahu Adam sementara Laras berbisik pelan.
"Adam ngomong aja gausah takut. Kamu gasalah nak"Adam melirik ibunya sekilas dan berulah setelahnya anak itu mengangguk.
"Betul, itu milik Baron sama teman-temannya.. Mereka masukin rokoknya ke tas saya karena takut ada razia. Adam gak bisa nolak soalnya mereka ngancem bakalan mukul kalau misalnya saya gamau"ucap Adam. Laras langsung menggenggam erat tangan anaknya dan gantian memberikan tatapan sinisnya ke arah anak-anak nakal itu. Kali ini orang tua mereka tak lagi berani melihat ke arahnya.
"Selain itu mereka ngelakuin apa lagi Adam?"
"Mereka juga maksa saya buat ngerokok sampai saya batuk. Mereka sering malak uang saya trus ngejek kalau saya gak punya Papa. Padahal saya punya"jelas Adam lagi. Diakhir kalimatnya anak itu berucap pelan sekali.
Laras yang mendengar ucapan anak tunggalnya menahan rasa marah dan sedihnya. Ia tidak pernah membayangkan jika anaknya sampai mengalami hal buruk seperti itu di sekolah. Jeno menepuk punggung Adam pelan. Sebenarnya apa yang dialami Adam sekarang tak jauh berbeda dengan dirinya dulu. Jeno tentu paham bagaimana perasaan anak itu.
"Kalau begini semuanya sudah jelas Pak, Bu.. Keputusan dari pihak sekolah juga sudah bulat. Di sini kami tidak bisa mempertahankan murid yang banyak bermasalah.. Terlebih pada anak-anak Bapak dan Ibu yang sudah melakukan hal buruk kepada temannya.. Jadi dengan berat hati kami akan segera mengeluarkan Baron, Deka, Damar dan Varo dari sekolah ini"ucap Kepala Sekolah.
"Pak tolong Pak.. Saya mohon Pak. Saya berjanji hal tersebut tidam akan terjadi lagi Pak. Saya akan mengajari anak saya"ucap salah seorang Ibu anak tadi mencoba bernego.
"Maaf Bu, itu sudah menjadi keputusan di sekolah ini"
"Bu Marisa, tolong maafkan anak saya Bu. Saya janji hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Tapi tolong Bu, tolong bantu anak saya.. Saya tidak mau anak saya sampai di keluar kan dari sekolah ini Bu"
"Maaf. Tapi saya juga tidak bisa. Anak Ibu sudah menyakiti putra saya.."ujar Laras dan segera menggandeng Ada untuk keluar dari ruang kepala sekolah. Jeno berjalan dibelakang keduanya menuju ke parkiran.
"Semuanya bakalan aman sayang setelah ini.. Adam akan belajar dengan tenang dan nyaman. Makasih ya tadi sudah bicara jujur. Kalau kamu gasalah, jangan pernah takut buat ngomong dan membela diri. Adam ngerti kan?"ujar Tyas sambil memperbaiki surai anaknya yang berantakan.
"Iyaa.."balas Adam singkat lalu mengangguk. Adam kemudian melirik Jeno yang sejak tadi memperhatikan mereka.
"Om Ryan makasih ya udah ngasih ke saksian juga buat Adam"ucap anak itu. Jeno mengangguk lalu menepuk puncak kepala Adam sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS] MAMA GULA✔
FanfictionMark, Jeno, dan Lucas tiga orang mahasiswa rantau yang jadi sugar babynya Mama Gula. Gimana mereka bertiga nutupin pekerjaan itu dari pacar mereka masing-masing?