"Gak mau di suntik.. Huhuu takut"
"Enggak sakit kok sayang, rasanya mirip seperti digigit semut"
"Tapi semut kalau nge-gigit kan tetep sakit Dokter"
"Sakitnya gak lama kok, janji. Nanti kalau Kamu selesai suntik dokter bakal kasih permen, mau?"
Anak perempuan yang sejak tadi menolak untuk diberi suntikan akhirnya mengangguk. Dokter muda itu menarik senyumnya kemudian menyiapkan suntikan untuk pasien kecilnya ini.
Jarum suntik sudah menancap di tangannya, dokter dengan cepat melakukan pekerjaannya dan segera mengusapnya dengan kapas yang di beri alkohol.
"Udah selesai.. Pinternya"
"Beneran udah dokter?"
"Iya sayang, udah.. Gak sakit kan?"
Anak perempuan tadi kemudian mengangguk.
"Makasih dokter! Permenku mana?"
Asya tersenyum sebentar sebelum akhirnya mengambil permen seperti yang sudah Ia janjikan.
"Ini.. Semoga lekas sembuh ya kamu"
"Hmmpp!! Pasti! Makasih banyak dokter cantik!"
"Ehehe iya sama-sama.."balasnya dan mengusap sebentar rambut anak perempuan tadi kemudian keluar.
"Dokter Asya! Ada pasien gawat darurat dan sekarang ada di ruang IGD.."Ujar Suster yang memberitahunya dengan wajah panik. Membuat Asya, berjalan dengan terburu menuju unit gawat darurat rumah sakit.
"Pasiennya kenapa suster?"
"Keracunan dok ibunya bawa sambil nangis-nangis"
"Ya Tuhan.."
Asya semakin mempercepat langkahnya dan akhirnya sampai di ruangan IGD. Asya langsung memasang alat bantu pernapasan untuk pasien anak perempuan tadi sedangkan Ibunya menangis di ruang tunggu takut anaknya sampai kenapa-napa.
Beberapa saat kemudian kejang-kejang yang terjadi pada anak tadi sudah berhenti. Asya dan suster bernafas legah apalagi tak lama setelahnya anak perempuan itu menangis.
"Gapapa sayang, kamu tenang yaaa.. muntahin semuanya nak.."
Asya membiarkan baju snellinya terkotori dengan muntahan yang keluar dari mulut anak perempuan tadi.
"Suster tissuenya tolong.."
Usai anak itu memuntahkan apa yang ada di perutnya Ia mulai terbaring lemas sambil menangis. Asya Membaringkan anak itu miring dan memperbaiki alat pernapasan untuknya.
"Keracunan cairan pembersih"
Asya menghela nafas mendengarnya, tiba-tiba saja merasa dejavu teringat Aina waktu itu. Oh astaga.
Asya membuka pintu ruangan dan Ibu dari anak tadi langsung berdiri menghampirinya.
"Anak saya gimana dokter? Dia gak kenapa-napa kan?"tanya si ibu khawatir.
"Udah nggak apa-apa kok.. Untungnya tadi ibu cepet bawa kesini"
"Syukurlah.. Terima kasih banyak dokter"Asya mengangguk menanggapi. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang datang dengan terburu-terburu dan panik.
"Jean! Gimana keadaan Rachel? Hah?"
"Cas.. Hikss.. Dia udah gapapa.. Hikss.. Aku salah. Aku gak merhatiin dia..."
Asya terdiam di tempatnya melihat suami dari Ibu anak perempuan tadi yang tiba-tiba datang lalu memeluk istrinya. Itu Lucas.
"Mmaka--sihh banyak dokter.."Ucap Lucas yang juga sama terkejutnya dengan Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS] MAMA GULA✔
FanfictionMark, Jeno, dan Lucas tiga orang mahasiswa rantau yang jadi sugar babynya Mama Gula. Gimana mereka bertiga nutupin pekerjaan itu dari pacar mereka masing-masing?