"Dad, Ayang mau mulai tinggal di apartment.. Boleh, ya?"kata Yangyang disela-sela makan malam mereka.
Lita yang tengah memotong daging dipiringnya seketika berhenti begitu juga dengan Johan. Keduanya menatap lurus ke arah anak tunggal mereka yang mengangkat alis menunggu persetujuan keduanya.
"Kenapa tiba-tiba pengen pindah?"tanya Johan dengan tenang. Sembari tetap melanjutkan melahap makanannya berbeda dengan Lita yang sudah memberikan ekspresi tak setuju dengan usul Yangyang.
"Ya pengen aja.. Udah lama sih sebenarnya ada kepengennya tapi baru berani bilangnya sekarang"balas Yangyang jujur.
"Yaudah. Kapan Kamu ada waktu Kita pergi buat cari apartment yang Kamu mau"Balas Johan. Lita di buat terkejut mendengarnya. Ini seriusan? Johan tidak marah dan langsung mengiyakan keinginan Yangyang begitu saja? Sungguh bukan Johan sekali.
Sama seperti Lita yang terkejut dengan ucapan Johan begitupun juga dengan Yangyang. Padahal tadi Ia sudah bersiap untuk dimarahi jika Ayahnya tidak setuju. Tapi setelah mendengar ucapan Ayahnya berkebalikan dari ekspektasinya Yangyang sontak menarik senyum senang. Berbanding terbalik dengan Lita yang memberikan gelengan ke arah Yangyang dan Johan bergantian.
"Aku udah dapet apartnya Dad. Tinggal mau urusin pindahan aja"ucap Yangyang. Lita mengernyit, kenapa Yangyang tidak pernah mengatakan hal itu padanya?
"Oh yaudah. Bagus itu. Trus apartnya sewa atau gimana?"tanya Johan lagi.
"Masih sewa.. Tapi nanti kalau aku ada uang bakalan langsung aku lun--"
"Biar Dad yang lunasin kamu tinggal langsung pindah aja pokoknya. Tenang"
"Beneran nih!?"tanya Yangyang untuk memastikan saking tak percayanya usulannya langsung mendapat acc selancar ini.
"Iyaa.. Tapi Dad gak bisa bantuin kamu pindahan sekarang lagi sibuk banget di kantor"balas Johan.
"No problem Dad! Aku bisa urusin sendiri.. Kan ada Mum yang bakalan bantuin pindahan. Iya kan??"Ujarnya lalu melirik ke arah Lita yang sejak tadi masih diam.
"Kamu gak ngomong dulu sekarang langsung tiba-tiba ngomongin mau pindah segala. Gak kasian apa sama Mami di rumah sendirian??"protes Lita.
"Mum, Yangyang pengen mandiri. Plis, izinin yaa??"ujarnya memberikan tatapan memohon ke arah ibunya. Lita sudah tak lagi berselera melanjutkan makan-nya. Ekspresinya mendadak sedih yang membuat Johan menggeleng dan berdecak.
"Anak kamu tuh masih tinggal di Jakarta juga. Gausah lebay. Kalau kangen tinggal didatengin aja. Lagian Yangyang emang udah saatnya buat hidup mandiri juga"sahut Johan. Yangyang mengangguk dan tersenyum karena mendapatkan dukungan dari Ayahnya.
"Kapan mau pindahannya? Apartmentnya masih disekitar sini kan?"tanya Lita.
"Deket sama kampusku"
"Itu jauh Ayangg!!"kata Lita protes. Johan lagi-lagi geleng kepala.
-------
"Ayo jujur sama Mami, alasan Kamu pindah tuh karena hubungan Dad sama mami kann?"ucap Lita sambil mengatur pakaian Yangyang ke dalam lemari. Sekarang Yangyang sudah benar-benar pindah ke apartment.
"Enggak tuh. Kalau masalahnya kalian seharusnya udah dari dulu Aku pindahnya. Sekarang karena emang beneran pengen mandiri aja"balas Yangyang. Seharusnya Lita merasa lebih baik tapi sebaliknya wanita itu justru menarik nafas panjang kemudian mendekati Yangyang yang berbaring diatas kasur.
"Mami minta maaf, gapernah buat Kamu ngerasa nyaman di rumah. It's my fault"ujarnya sambil mengelus pipi Yangyang.
"Mii, bukan salah Mami. Kalau Yangyang ngomong ini, tolong Mami pikirin yaa"ucap Yangyang yang menarik tangan ibunya dan menggenggamnya. Menatap ibunya dengan tatapan lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS] MAMA GULA✔
FanfictionMark, Jeno, dan Lucas tiga orang mahasiswa rantau yang jadi sugar babynya Mama Gula. Gimana mereka bertiga nutupin pekerjaan itu dari pacar mereka masing-masing?