The Quiet Place🍃

1.3K 168 27
                                    

"Nalakkk maakk~"

Jesslyn saat ini tengah menikmati waktunya. Di kamar, dengan laptop yang menyala dan menampilkan film bl kesukaannya Love by chance. Jesslyn memang penggemar film bl thailand. Tapi yang tau hanya Kak Axel saja. Sampai kadang Jesslyn di juluki tidak normal oleh kakak kandungnya sendiri karena menggemari nonton film ganda putra.

Menonton film bl salah satu cara terbaiknya untuk melepas stress apalagi kejadian yang baru-baru ini menimpanya.

"Mending Lo homo deh Jen biar Gue gak sakit hati banget daripada saingan Gue tante-tante anak satu. Anjingg anjingg"gumamnya. Jesslyn  masih sedih sekaligus kesal mengingat

Sudah beberapa hari terlewat tapi Jeno seperti enggan memberinya kepastian dan Jesslyn juga tak ingin mendatangi cowok itu. Kalau Jeno masih memiliki perasaan padanya seharusnya lelaki itu datang dan berjuang untuknya tapi ini tidak ada sama sekali. Jeno terkesan seperti menggantungnya. Walaupun Jesslyn akui dia memblokir segala komunikasinya dengan Jeno. Tapi jika lelaki itu merasa bersalah padanya setidaknya Jeno bisa dengan gentle datang ke rumahnya dan menemuinya langsung.

"Ah.. jadi gak mood lagi kan nontonnya.. Anjir emang Jeno!"

Jesslyn menutup laptopnya lalu berbaring menatap langit-langit kamarnya. Dulu, rasanya hubungannya dan Jeno baik-baik saja. Dia cowok yang baik dan apa adanya dan Jesslyn suka. Dia suka Jeno yang seperti itu. Sekarang Jeno terasa berbeda. Jesslyn sadar apalagi ketika lelaki itu menatapnya, rasanya bukan hanya ada Jesslyn di sana tapi orang lain juga. Sekarang semuanya terbukti. Jeno memang punya perempuan lain selain dirinya.

Awalnya Jesslyn pikir Clarissa lah orang yang harus Ia waspadai karena perempuan itu mantan Jeno dan Jeno juga selalu ada di sekitarnya tapi Jesslyn tidak pernah menyangka dan menyiapkan diri dengan sosok lain yang sama sekali tak terduga dan menjadi boomerang dihubungannya.

Jesslyn tidak pernah marah-marah dan bertindak gila seperti itu sebelumnya tapi rasa sakit hatinya membuatnya bisa seberani itu. Jika saja waktu itu mereka tidak berada di tempat umum ingin rasanya Jesslyn menarik rambut wanita itu tak perduli jika umurnya lebih tua dari dia atau apapun. Wanita itu saja tidak pernah berpikir karena sudah menyakiti perasaannya.

Tokk

Tokk

"Apa!"sahutnya galak. Akhir-akhir ini juga karena Jeno dia jadi sensitif.

"Masak sesuatu dong dek. Kakak laper nih.."

Itu suara Jevan. Kakak laki-lakinya yang beberapa hari ini juga berada di Jakarta karena mengurus kasus clientnya. Jesslyn bangun dari posisi berbaringnya kemudian membuka pintu.

"Mesen kan bisa! Ngapain harus masak!"ucapnya kesal. 

"Lah selagi ada Kamu mah mending masak kan? Ayolah.. Semalam kakak lembur tau. Buruan dekk"ujar Jevan.

Meskipun dengan bibir manyun Jesslyn akhirnya tetap keluar ke dapur.

"Jangan manyun ntar rasa masakannya gak enak.. Kakak janji deh kalau client ini selesai kakak bakal traktir Kamu pokoknya.. Bebas beli apa aja!"kata Jevan sembari duduk di kursi memperhatikan Jesslyn.

"Lagi banyak client ya? Seleb mana lagi yang mau cerai?"tanya Jesslyn. Kasus kakaknya yang terbanyak akhir-akhir ini ya itu, perceraian. Sepertinya sedang musim bercerai.

"Kali ini bukan seleb.. Pengusaha. Dua-duanya.. Mantap kan tuh. Banyak nih komisinya"kata Jevan.

"Pengusaha? Kaya dong.. Trus kenapa cerai?"tanya Jesslyn. Dari dalam kulkas Ia mengeluarkan ayam ungkep yang di letakan dibox. Tinggal digoreng sebenarnya Jevan saja yang malas.

[GS] MAMA GULA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang