Wendy menunggu di restoran saat tadi Leon menghubunginya untuk bertemu. Wanita itu mengecek jam di pergelangan tangannya. Dia masih punya urusan sehabis ini tapi mendengar dari suaranya Leon tampak tergesa-gesa makannya Wendy tetap menunggu.
"Ibu.. Tamu atas nama Leon sudah sampai"
"Baik suruh masuk aja"ujarnya.
Tak lama Leon muncul dan langsung duduk di depannya. Wendy tersenyum tapi tak mendapat balasan dari Leon.
"Ada apa Leon?"
"Kamu hamil?"tanyanya langsung.
Wendy berkedip beberapa kali sebelum akhirnya kemudian mengangguk.
"Kamu tau dari mana?"tanya Wendy santai.
"Tau dari Asya, pacarku"
Bohong kalau Wendy tidak terkejut. Rasanya jantung wanita itu berhenti berdetak beberapa detik. Wendy betulan di buat shock saat mendengarnya.
"Kamu bohong"ujarnya dan berharap jika apa yang dikatakan Leon barusan memang hanya sebuah kebohongan.
"I hope so. Tapi ini jujur.. My Heart Renasya, my girlfriend.. Dan kamu Mama gulaku. Aku tau ini rumit dan bikin pusing but this is the true Wendy.."
Cairan bening langsung jatuh dari pelupuk matanya. Kenapa dari sekian banyak orang Leon harus pacar dari keponakannya? Kenapa dari sekian banyak lelaki yang ada di apk itu harus Leon yang menjadi baby gulanya serta Ayah dari bayinya. Wendy betulan di buat shock saat mendengar fakta itu.
"Aku--"
"Aku gak bakalan minta pertanggung jawaban dari kamu. Anak ini, anak ini penting buat rumah tanggaku. Aku butuh dia... Kamu bisa bahagia sama Asya, aku gak bakalan ganggu kalian"Ujarnya. Meskipun dalam hati ada sedikit percikan rasa yang harus Ia kubur dalam-dalam terhadap Leon.
"Wend.. Kam--"
"Kita selesai hari ini.. Aku, kamu dan anak ini. Anggap gak pernah terjadi sesuatu diantara kita. Kamu bisa pergi"ujarnya mencoba kuat dan langsung menghapus air matanya.
Leon terdiam sebentar sebelum akhirnya lelaki itu keluar dari dalam sana. Wendy di dalam ruangannya masih menangis. Ada rasa bersalah yang teramat besar di dadanya setelah mengetahui semuanya. Bagaimana bahagianya Asya ketika mengetahui kehamilannya. Bagaimana keponakannya itu berusaha melindunginya. Wendy betulan di buat tidak tenang.
Ponselnya yang ada di laci nakas bergetar. Yudis menelfonnya.
"Hallo"
📞Dirumah ada keponakanmu. Yasha
"Asya"Koreksinya. Tapi hanya terdengar helaan nafas dari sebrang sana. Tak lama panggilan telfon di matikan. Wendy rasanya belum siap untuk bertemu dengan Asya.
Tapi mau tak mau Wendy juga harus pulang sekarang. Wanita itu kemudian keluar dari restorannya dan menemui Pak Hasan, supir pribadinya untuk segera mengantarnya untuk pulang.
Sepanjang jalan Wendy di buat tidak tenang. Apa yang harus Ia lakukan saat nanti bertemu Asya karena pasti Wendy tidak akan bisa menatap ponakannya itu seperti dulu. Wendy terus berpikir sembari jari tangannya Ia gigit kuat.
"Kita sudah sampai Bu"Ujar Pak Hasan.
"Ah iya makasih Pak"
Wendy kemudian keluar dari dalam mobil. Di garasi rumahnya memang ada mobil milik Asya terparkir di sana. Sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah Wendy menarik nafasnya panjang dan melangkahkan kaki ke dalam rumahnya.
Beberapa langkah punggung Asya dan sosok Yudis yang menatapnya menjadi hal pertama yang dia lihat begitu masuk. Belum sempat Wendy membuka suaranya Yudis sudah lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS] MAMA GULA✔
FanfictionMark, Jeno, dan Lucas tiga orang mahasiswa rantau yang jadi sugar babynya Mama Gula. Gimana mereka bertiga nutupin pekerjaan itu dari pacar mereka masing-masing?