"Lahh?"ucap Clarissa begitu menyadari alamat apartment Yangyang sama dengan apartment tempat Asya tinggal. Itu artinya hanya depan-depanan saja dengan kosan Mark.
"Kalau ketahuan Mark Gue disini bisa mampus"Clarissa melirik jam dipergelangan tangannya. Sekarang hampir pukul dua belas malam.
Clarissa mengambil ponsel menelfon Mark pada dering pertama panggilannya tidak mendapatkan jawaban dan barulah dipanggilan kedua suara Mark terdengar dari sebrang telfon.
📞Halo sayang, ada apa?
"Kamu.. Sekarang ada dimana?
📞Yah di kosan. Kenapa emang? Kamu mau kesini?
"Enggak. Bukan.. Nanya doang. Siapa tau jam segini Kamu masih main keluar"
📞Ngapain jam segini diluar. Ini jam tidur. Aku udah mau tidur.
"Nah gitu. Bagus-bagus. Udah yaa. Good night Magu~!"
Bip
"Aman"Clarissa menghela nafas lega. Setelahnya barulah dia masuk ke dalam lift. Dalam hati Clarissa berharap semoga dia tidak berpapasan dengan Asya. Clarissa dikejutkan dengan tangan seseorang yang menahan pintu lift yang sudah hendak tertutup itu. Seorang lelaki masuk dan pergi ke lantai yang sama dengannya. Selama di dalam lift Clarissa merasakan hidungnya tergelitik wangi parfum yang di gunakan lelaki yang berdiri di depannya.
Clarissa tidak bisa melihat sepenuhnya wajah lelaki itu. Clarissa hanya bisa melihat punggung lebarnya saja. Sampai akhirnya denting lift berbunyi dan keduanya sama-sama keluar. Lelaki tadi pergi ke unit tepat di depan milik Yangyang. Clarissa sempat menoleh dan dibuat terkesima dengan wajah tampan lelaki tadi. Lelaki itu sepertinya sadar karena diperhatikan Clarissa lalu menoleh. Clarissa yang kaget langsung menekan bel apartment Yangyang buru-buru.
"Untung aja Lo datangnya agak lamaan.. Jadi nyokap Gue udah balik"
"Kenapa emangnya?"
"Yah beda cerita kalau Lo disini trus ada nyokap gue. Ntar malah nyokap Gue mikir kita pacaran sampe bawa cewek nginep"
"Tjiah masih anak Mami ternyata"
"Bukan masalah anak mami. Nyokap Gue kalau ngamuk gawat. Mau main?"tawar Yangyang memberikan stik psnya. Clarissa menggeleng.
"Lo ada masalah apasih?"tanya Yangyang lalu ikutan duduk di sebelah Clarissa. Yangyang sempat memberikan bantal kecil untuk menutupi paha Clarissa karena perempuan itu hanya mengenakan rok pendek di atas lutut.
"We have the same problem Yangyang"ucapnya. Yangyang mengernyit bingung.
"Bokap Gue juga selingkuh dari nyokap. Nyokap tau tapi dia gak bakal minta cerai. Katanya ntar bokap Gue bakalan berhenti sendiri dan balik ke dia. Gila kan!? Gak masuk akal! Gue yang kasian ngeliat nyokap Gue yang sabar terus. Gue benci bokap Gue yang gatau diri.
Kenapa sih cowok itu kalau gak brengsek ya homo!"Ujarnya lalu melirik Yangyang sekilas."Gue gak homo bangsat!"
"Yah berarti Lo masuk dalam kategori brengsek kalau gitu"
"Anjing.. Malah ngatain Gue nih anak"
"Yangyang.. Gue harus ngapain?"
ucapnya tak memperdulikan wajah Yangyang yang masam."Gue aja gak tau mau ngapain.. Mikirin mereka bikin pusing"
"Lo mau gak nemenin Gue pergi buat ngelabrak tuh pelakor?"
"Hah!? Gila kali. Enggak ah!"Yangyang menggeleng. Clarissa memasang wajah memelas biar lelaki itu luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS] MAMA GULA✔
FanfictionMark, Jeno, dan Lucas tiga orang mahasiswa rantau yang jadi sugar babynya Mama Gula. Gimana mereka bertiga nutupin pekerjaan itu dari pacar mereka masing-masing?